Nama suami pedangdut Iis Dahlia, Satrio Dewandono ikut disebut dalam kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan Brompton. Penyelundupan diduga dilakukan Dirut Garuda Ari Askhara. Hal itu tak dibantah oleh sang istri, Iis Dahlia.
Iis benarkan bila suaminya menerbangkan pesawat Garuda ketika Bea dan Cukai temukan Harley dan Brompton. Lantas siapakah sosok Satrio Dewandono?
Satrio Dewandono diketahui lahir pada 4 Desember 1971. Ia merupakan seorang pilot senior di maskapai Garuda Indonesia. Satrio Dewandono menikah dengan Iis Dahlia pada pertengahan Mei 2002 silam. Pernikahannya Iis membuahkan satu orang anak bernama Devano Danendra.
Satrio adalah suami kedua Iis, setelah pada pernikahannya yang pertama dengan Dadang Indrajaya kandas.
Sebelumnya, Garuda Indonesia menemukan adanya karyawan Garuda Indonesia yang membawa masuk onderdil motor Harley Davidson secara ilegal ke dalam pesawat Garuda Indonesia. Petugas Bea Cukai mendapati onderdil motor Harley Davidson ilegal di pesawat milik Garuda Indonesia, saat tiba di Indonesia dari Perancis.
#HarleyDavidson #GarudaIndonesia #IisDahlia
Selain itu, Bambang mengatakan, konsisten mengedepankan rekonsiliasi dan menepati kesepakatan yang dibuatnya bersama Airlangga Hartarto.
"Semangat rekonsiliasi yang telah kita sepakati bersama antara kedua tim, saya dan Airlangga sepakat untuk membangun rekonsiliasi antara tim Bamsoet dan tim Airlangga," kata dia.
Adapun, pilihan Bambang yang mundur dari bakal caketum Partai Golkar juga diikuti bakal caketum Partai Golkar lainnya, kecuali Ridwan Hisjam yang tetap bertahan menjadi pesaing Airlangga.
Sebelum menyampaikan alasan mundur dari bakal caketum Partai Golkar, Bambang bertemu dengan Politisi senior Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan. Pertemuan itu juga turut dihadiri oleh Airlangga Hartarto.
Baca juga: Airlangga Berikan Bamsoet Jabatan Waketum Golkar
Juru Bicara Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga mengungkapkan, Luhut meminta Bambang mundur darah bursa bakal caketum.
Sebab, kata dia, politik nasional akan ikut gadung apabila kubu Airlangga dan Bamsoet tetap gontok-gontokan memperebutkan kursi Golkar 1.
"Kompetisi hanya akan menimbulkan kegaduhan saja. Karena kalau ada pemilihan caketum, katanya bisa bikin gaduh dan mengganggu perekonomian. Saya dengar kabarnya begitu," kata Andi saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/12/2019).
Menurut Andi, Luhut meminta Bambang mundur karena dianggap kubu penantang yang paling potensial mengalahkan kubu pertahanan Airlangga Hartarto.
Dia pun menyayangkan sikap Luhut yang meminta Bambang mundur dari pencalonannya.
"Karena Pak BS (Bamsoet) yang dianggap paling kuat dan besar kemungkinan bisa mengalahkan AH (Airlangga) jika terjadi voting tertutup sebagaimana layaknya tradisi Munas Golkar," ujar Andi.
Baca juga: Otak-atik Pengurus Golkar: Kuasa Airlangga dan Bayangan Bamsoet
Pada akhirnya, Munas Partai Golkar pun mengeluarkan keputusan bahwa Airlangga Hartarto kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 secara aklamasi.
Selain itu, Munas Partai Golkar juga mengusulkan Aburizal Bakrie sebagai Dewan Pembina dan Akbar Tanjung menjadi Ketua Dewan Kehormatan.
Kemudian Agung Laksono sebagai Ketua Dewan Pakar, Jusuf Kalla dan Luhut Binsar Pandjaitan mendapat tempat kehormatan.
Airlangga pun dipercaya sebagai formatur tunggal untuk membentuk komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar 2019-2024.
"Tadi sudah ditetapkan, formaturnya adalah dipimpin ketua umum," ujar Airlangga di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Baca juga: Pilih Ketum secara Aklamasi, Golkar Dinilai Takut Kembali Terjebak Dualisme
Pada Selasa (11/12/2019), Airlangga mengumumkan, menunjuk Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
"Salah satu (waketum)-nya Pak Bamsoet. Bukan kandidat tapi sudah diputuskan," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Airlangga mengaku, sudah berkomunikasi dengan Bambang terkait jabatan tersebut.
Bambang, kata dia, menerima dengan senang hati jabatan yang dipercayakan kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.