JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang berpendapat bahwa komitmen pemberantasan korupsi di Indonesia tidak konsisten.
Hal itu disampaikan Saut berkaitan dengan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang akan jatuh pada Senin (9/12/2019) esok.
"Kalau kembali pada komitmen kita, komitemennya tidak kosisten. Pikiran, tindakan, tidak cocok," ujar Saut saat berbicara dalam diskusi 'Cross Check bertajuk Hentikan Diskon Hukuman Korupsi' di kawasan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2019).
Baca juga: Wapres Sebut Pemberantasan Korupsi Jalan Terus Meski Tanpa Perppu KPK
Saut mengatakan bahwa salah satu komitmen yang telah dijalankan adalah penandatanganan beberapa komitmen antikorupsi. Mulai dari komitmen internasional hingga Jakarta Principal.
"Kalau di dunia internasional, Jakarta Principal itu kayak 'nonjok' kita. Eh, kamu giat antikorupsi, bagaimana pemerintahanya?" kata dia.
Baca juga: Mahfud MD: Kita Masih Punya Kesempatan Perkuat Pemberantasan Korupsi
Di tengah tidak konsistennya pemberantasan korupsi ini, Saut juga menyoroti UU KPK yang direvisi oleh DPR dan pemerintah, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, dalam kondisi Indonesia saat ini, ia masih mendorong agar peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) KPK tetap dikeluarkan.
"Makanya saya mengatakan, ya sudah perppu dikeluarkan saja. Jadi kalau mau komitmen internasional, indeks korupsi kita, ditambah UU sekarang, ya ini yang baiklah (pelaksanaannya)," kata dia.
Banjir yang melanda 6 desa sejak Jumat (6/12/2019) malam di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat berangsur surut. Namun genangan air masih terlihat di beberapa lokasi.
Dampak banjir yang cukup terasa adalah jembatan penghubung antar-desa mengalami penurunan badan jembatan seperti yang terjadi di Desa Nibung. Akibatnya kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan badan kendaraan yang berbadan rendah kesulitan untuk melewati jembatan antar desa ini lantaran jembatan tergenangi air. Dengan menggunakan peralatan seadanya warga bergotong royong mengangkat kendaraan roda dua yang melintas baik dari arah ibu kota Sambas maupun sebaliknya.
Sebelumnya banjir di 6 desa Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat disebabkan hujan deras selama 2 hari meluapnya sungai liku dan dampak air laut pasang. Banjir terparah terjadi di Desa Nibung dengan ketinggian air mencapai 110 sentimeter.
Warga yang terdampak banjir ada yang bertahan di rumah. Sementara sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat. Koordinasi terus dilakukan pemkab dan BPBD untuk menangani banjir Kecamatan Paloh ini.
#Sambas #Banjir #KalimantanBarat