Kini, Sanimas IsDB, sudah menjalankan progam ini di 13 provinsi, 58 kabupaten dan kota, dan 1.800 titik.
“Sanimas IsDB adalah kunci keberhasilan masyarakat dalam menangani persoalan lingkungan dan kesehatan lingkungan. Karena saya begitu peduli terhadap program ini dan keberhasilannya,” kata Lurah Sungai Daeng, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Fitria Anggraeni.
SPALD-T kini sudah dimanfaatkan rata-rata oleh 50-80 Sambungan Rumah (SR) di Bangka Barat.
Baca juga: 16 Kecamatan Krisis Air Bersih, BPBD Gunungkidul Belum Tetapkan Status Darurat Kekeringan
Dengan begitu,warga tak lagi harus memiliki tangki septik. Air hasil olahan limbah dari SPALD-T ini pada umumnya dimanfaatkan masyarakat untuk menyiram tanaman dan mengairi kebun.
Kehadiran infrastruktur SPALD-T berdampak positif. Beberapa indikator lingkungan telah membaik di daerah-daerah yang tersentuh program tersebut.
Drainase menjadi bersih, bahkan kerap kering, tidak lagi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Air limbah domestik tidak terlihat lagi mengotori lingkungan.
Selain itu, analisis tentang peran Sanimas terhadap kesehatan lingkungan telah dilakukan pada 2014 oleh Kresno Ranu Aji dan Widjonarko dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Penelitian Kresno sendiri mengambil lokasi di Kelurahan Tandang, Kota Semarang (Jawa Tengah).
Hasil dari temuan studi yang dipublikasikan melalui e-Journal Undip itu menunjukkan bahwa peran Sanimas terhadap lingkungan dan kesehatan berdampak positif.
Pasalnya, program Sanimas membantu dalam mengelola air limbah yang dihasilkan masyarakat.
Baca juga: Krisis Air Bersih, Wanita Paruh Baya Tercebur Sumur Saat Mencuci
Dengan hadirnya program Sanimas, masyarakat merasa terbantu dalam pemenuhan prasarana sanitasi, mengingat dari segi ekonomi mereka tergolong masyarakat berpenghasilan rendah.
Penelitian lain pada 2014 dilakukan oleh Leonardo Rio Wibowo dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro di Kelurahan Pamijen, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas (Jawa Tengah).
Penelitiannya memperlihatkan adanya penurunan kandungan (COD, BOD, dan DO) pada air tanah. Dengan menurunnya kandungan tersebut mutu lingkungan di Kelurahan Pamijen menjadi lebih baik.
Tingkat keberhasilan program Sanimas juga dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku masyarakat untuk melakukan buang air besar sembarangan (BABS).
Persentase masyarakat yang melakukan perubahan dari BABS ke WC pribadi di rumah meningkat menjadi 99 persen di Kelurahan Pamijen.
Baca juga: Demi Transparansi Anggaran, Kementerian PUPR Bentuk Balai Cipta Karya
Praktik terbaik pelaksanaan program Sanimas IsDB tersebar pada banyak titik di 13 Provinsi. Beragam bentuk bangunan Sanimas aneka warna nan indah hadir di lingkungan permukiman warga.
Lingkungan bersih dan kesehatan warga pun meningkat dan anak-anak ceria.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.