Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak Layanan BPJS di RSUD Kota Cilegon, Jokowi Minta Perbaikan Fasilitas

Kompas.com - 06/12/2019, 10:43 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

CILEGON, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak atau sidak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon pada Jumat (6/12/2019).

Jokowi yang tiba di lobi rumah sakit sekitar pukul 09.15 WIB langsung disambut antusias pengunjung rumah sakit.

Presiden lalu langsung menuju ke ruang loket pendaftaran pasien. Dia menanyakan kepada dua pengunjung di rumah sakit tersebut mengenai penggunaan BPJS Kesehatan.

Kemudian, Jokowi melanjutkan peninjauan ke Instalasi Gawat Darurat. Di tempat itu Presiden juga berdiskusi dengan tiga orang pasien dan keluarganya.

Baca juga: Defisit BPJS Kesehatan Disebut Terjadi Sejak Beroperasi

Jokowi mengatakan, sidak ini ia lakukan untuk melihat manfaat dari program yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.

"Ya yang pertama saya ingin memastikan apakah yang berada di kelas 3 itu BPJS, hampir tadi 90 persen lebih memang BPJS," kata Jokowi usai sidak.

Sebelumnya, Jokowi juga sudah melakukan sidak serupa saat melakukan kunjungan kerja ke Lampung dan Subang.

Menurut dia, kondisi di setiap rumah sakit tidak jauh berbeda. Layanan kelas tiga didominasi peserta BPJS.

"Memang sama seperti rumah sakit lain ya, saya kira 70-80 persen itu PBI (penerima bantuan iuran) yang gratis. Sisanya 20 persen memakai yang mandiri, bayar sendiri," kata dia.

Baca juga: 4 Hal Ini Disinyalir Jadi Biang Keladi Defisit BPJS Kesehatan

Kendati demikian, Jokowi menyebut layanan di setiap rumah sakit yang melayani peserta BPJS masih berbeda-beda. Ada yang pelayanan rumah sakitnya sudah bagus, namun ada yang masih dalam proses pembenahan.

"Saya kira ini memerlukan proses di masing-masing rumah sakit," kata dia.

Jokowi mencontohkan terkait fasilitas rawat inap. Ia meminta setiap rumah sakit untuk memiliki fasilitas rawat inap yang membuat pasien pemegang kartu BPJS kelas tiga nyaman.

"Misalnya meskipun di kelas tiga tetapi pembatas masih ada. Pembatas antar pasien. Entah pakai korden, entah pakai sliding sekat (cek lagi lah itu) ada. Masih banyak rumah sakit kita yg fasilitasnya belum dieprbaiki. Itu tugas pemerintah daerah," kata dia.

Turut mendampingi Jokowi Gubernur Banten, Wahidin Halim, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Baca juga: Menkes Sebut Dokter Penyebab Tunggakan BPJS, Ini Tanggapan IDI...

Adapun sidak ini dilakukan Jokowi sebelum memulai kunjungan kerjanya di Provinsi Banten. Usai sidak, Presiden Jokowi diagendakan akan meresmikan pabrik new polyethylene PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon.

Setelah salat Jumat dan santap siang bersama, Presiden akan meninjau Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) di alun-alun Cilegon

Pada sore harinya, Presiden dijadwalkan untuk meresmikan jalan tol JORR II ruas Kunciran-Serpong di gerbang tol Parigi, Kota Tangerang Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com