JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa banyaknya BUMN yang memiliki anak dan cucu perusahaan membuat perusahaan yang semula sehat menjadi sakit akibat ulah oknum-oknumnya.
Hal tersebut disampaikan Erick berkaitan dengan adanya pejabat salah satu BUMN maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang menyalahgunakan wewenangnya dengan membeli barang ilegal.
Erick mengatakan, ia akan mengeluarkan keputusan menteri (kepmen) tentang pembentukan anak dan cucu perusahaan.
"Harus ada alasannya (pembentukan anak/cucu perusahaan), bukannya dipakai oleh oknum BUMN yang sudah sehat jadi sakit," kata Erick usai bertemu dengan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019).
Baca juga: Erick Thohir Ingatkan Direksi Garuda Harus Berjiwa Samurai
Menurut Erick, hal-hal seperti itu justru banyak terjadi saat ini.
Banyak BUMN yang anak cucu perusahaannya terlalu banyak sehingga ia ingin merapikan itu.
Erick yakin bahwa hal tersebut pun akan menyulitkan setiap menteri yang memimpin Kementerian BUMN.
"Saya pun yakin siapa pun menterinya tidak mudah, jadi saya juga tidak mau misalnya apa yang saya lakukan hari ini (dinilai) oh karena tidak suka dengan menteri-menteri BUMN sebelumnya, enggak lah! Justru ini yang kita mau rapikan," kata dia.
Dia mengatakan, dengan mengurangi jumlah perusahaan, hal itu akan lebih baik bagi BUMN itu sendiri.
Apalagi, kata dia, dari Rp 210 triliun, hanya ada untung 73 persen atau senilai Rp 154-156 triliun. Jumlah tersebut hanya dari 15 BUMN saja.
"Ya kan terlalu banyak berarti," kata dia.
Baca juga: Erick Thohir: Saya Minta Mundur, Kalau Perlu Hari Ini!
Sebelumnya, petugas Bea dan Cukai mendapati barang-barang ilegal berupa onderdil sepeda motor Harley Davidson saat pesawat Airbus A330-900 yang dipesan oleh maskapai Garuda tiba di Indonesia pada pertengahan November 2019.
Pesawat anyar itu didatangkan dari pabrikan Airbus di Perancis. Ternyata, onderdil ini dibawa oleh karyawan Garuda Indonesia.
Adapun nilai onderdil motor itu disebutkan sekitar Rp 50 juta untuk biaya pajaknya.
Terkait hal itu, Erick Thohir ingin agar pejabat yang terlibat dalam kejadian tersebut mundur dari jabatannya di Garuda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.