JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (4/12/2019), menggelar kunjungan silaturahim dengan pengurus pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Dalam kunjungan tersebut, PKS mendapat masukan tentang bagaimana mematangkan demokrasi sebagai partai penyeimbang.
"Kami mendapat masukan tentang bagaimana mematangkan demokrasi, menjaga logika dasar demokrasi dengan cara bagaimana kami menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang (oposisi)," ujar Presiden PKS Sohibul Iman sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (5/12/2019).
Baca juga: Pilkada 2020, PKS Tegaskan Buka Koalisi dengan Parpol Manapun
Menurut Sohibul, pihaknya juga diminta bisa menyinergikan nilai keislaman dengan nilai dasar bangsa Indonesia. Terlebih lagi, terhadap dasar negara Pancasila.
Sohibul menegaskan, kedua pihak sama-sama memahami bahwa visi dan misi bangsa Pancasila sudah final.
"Baik PKS maupun Muhammadiyah telah sepakat dengan konsensus dasar negara yang telah selesai," tambah Sohibul.
Baca juga: Keinginan PKS Bangun Kekuatan Oposisi dan Sambutan Positif Tommy Soeharto...
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pertemuan kedua pihak membahas persoalan bangsa.
"Yang paling pokok PP Muhammadiyah dan PKS membicarakan bagaimana Indonesia ke depan, di mana kita banyak tantangan dari dalam dan luar," tutur Haedar.
"Akan tetapi, kita banyak miliki modal politik, budaya, sosial, rohani. Kami optimis Indonesia akan semakin baik ke depan. Hanya saja, harus ada kontinuitas antara jiwa, pikiran, dan kemauan," lanjut dia.
Menurut Haedar, PKS dan Muhammadiyah berasal dari napas yang sama, yakni reformasi. Dengan begitu, keduanya dapat bersama-sama memperjuangkan cita-cita reformasi.
Baca juga: PKS: Kami Oposisi di Pusat, Tidak di Provinsi dan Kabupaten/Kota
"Kami dulu kan satu napas ya, Muhammadiyah dan PKS sebagai elemen reformasi. Sehingga cita-cita reformasi untuk meneguhkan bangsa jangan sampai padam," tambah Haedar.
Dalam pertemuan itu, hadir pula Sekjen PKS Mustafa Kamal, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, dan Ketua Dewan Syariah PKS Surahman Hidayat.
Selaku tuan rumah, ada Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.
Ustaz Abdul Somad (UAS) resmi bercerai dari istri, Mellya Juniarti. Pengadilan agama telah kabulkan permohonan cerai talak diajukan uas pada sang istri, Mellya Juniarti.
Permohonan cerai dikabulkan hakim Pengadilan Agama Bangkinang digelar di Ruang Sidang Umar Bin Khatab tanpa dihadiri Ustaz Abdul Somad atau Mellya Juniarti pada Selasa (3/12/19).
Dilansir dari Tribunnews.com, terkait dengan perkara perceraian Ustadz Abdul Somad di Pengadilan Agama Bangkinang, Humas Pengadilan Agama Bangkinang, Muliyas S.Ag membenarkan pengadilan menerima dan menangani perkara perceraian Ustaz Abdul Somad.
Ia juga menuturkan terkait kasus perceraian ini, para pihak, yakni Ustaz Abdul Somad dan Mellya Juniarti masih punya waktu 14 hari untuk berpikir menerima putusan atau melakukan upaya hukum lainnya.
Kabar perceraian Ustaz Abdul Somad dan Mellya Juniarti karena sudah tak cocok lagi. Sebelumnya, perkara perceraian ini sudah melakukan 11 kali proses sidang termasuk dilakukan proses mediasi.
#UstazAbdulSomad #MellyaJuniarti #UASCerai