Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 05/12/2019, 07:21 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sorot matanya tajam. Langkahnya super cepat. Melompat kemudian menerjang seorang pria yang gerak-geriknya mencurigakan.

Pria yang rupanya terduga kurir narkoba itu pun jatuh tersungkur tidak berdaya oleh Anita.

Anita memang terlatih. Ia menempuh latihan di Unit K-9 Direktorat Polisi Satwa Korps Sabhara Badan Pemeliharaan Keamanan Polri yang berpusat di Cimanggis, Depok, selama tiga tahun.

Baca juga: Tina, Anjing K-9 yang Bantu Ungkap Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Kardus

Aksi anjing berjenis herder membekuk terduga kurir narkoba itu merupakan bagian dari simulasi aksi K-9 dalam upacara HUT Polisi Air dan Udara ke-69 di Mako Polisi Udara, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (4/12/2019).

Khusus Anjing Pelacak

Kepada Kompas.com, seusai upacara, sang pawang bernama Bripda Martina Nila bercerita tentang si lincah Anita.

"Pengalaman dia sudah banyak. Soalnya sudah tiga tahun. Sudah operasional banget," ujar Nila.

Baca juga: Polisi Terjunkan Anjing Pelacak K-9 Cari Pemulung yang Tertimbun Longsor Sampah

Simulasi di upacara HUT Polairud ke-69 itu bukan pertama kalinya anjing berbulu hitam itu beraksi.

Anita juga sudah sering diturunkan dalam pengamanan demonstrasi, pelacakan terduga teroris, hingga pengejaran pelaku pencurian.

Pelatihan penyerangan bersama-sana personel Brimob Polri juga pernah diikuti Anita.

Salah satu atraksi Anita yang paling memukau adalah pada saat ia meloncat dari helikopter untuk keperluan operasi cepat.

Namun, Anita memiliki keahlian khusus, yakni pelacakan dalam kasus-kasus kriminal umum.

"Iya (fokusnya) pelacakan kriminal umum. Misalnya pencurian. Kebanyakan sih pencurian kalau kriminal umum, perampokan juga," ucap Nila.

Baca juga: Bagaimana Nasib Anjing K-9 saat Negara Bagian AS Melegalisasi Ganja?

Kandang Anita terletak di Markas Polisi Satwa, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Bersama anjing Unit K-9 lainnya, setiap hari kerja, Anita harus mengikuti latihan.

"Rutinitasnya latihan setiap hari kerja, kayak Senin sampai hari Jumat," tutur dia.

Seperti Anak Sendiri

Menjadi pawang Anita, menurut Nila, susah-susah gampang. Ia sendiri membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan untuk dapat dekat dan menyatu dengan Anita.

"Tujuh bulan itu hanya pendekatan sama satwanya. Tapi kalau buat peragaan itu tadi, kami kemarin kurang dari satu bulan latihannya," ujar Nila.

Baca juga: Bahagianya Andro, Anjing K-9 Pelacak 1 Ton Sabu Terima Medali dari Sri Mulyani

Untuk dapat menjadi pawang Anita, Nila mesti merawatnya dengan telaten. Mirip seperti mengurus anak sendiri.

Nila mesti membersihkan kandang, memandikan, mengajak bermain dan latihan bersama.

Lama kelamaan, Anita hapal dengan aroma tubuh dan gerak-gerik sang pawang.

Dengan pendekatan seperti itu, setiap anjing, termasuk Anita, akan lebih patuh pada pawangnya dibandingkan orang lain.

"Anjing itu kan satwa yang sangat setia pada tuannya. Bisa saja, misalnya Anita ini orang lain yang pegang. Tapi dia akan bakalan lebih nurut sama saya," tutur wanita berusia 21 tahun tersebut.

Menjadi pawang anjing pelacak cukup membanggakan bagi Nila.

Baca juga: Andro Si K-9 Milik Bea Cukai Kelelahan Mengendus Kapal Win Long BH 2998

Apalagi, ia dan beberapa orang rekannya merupakan polwan generasi pertama yang dipercaya untuk menjadi pawang anjing K-9. Anita pun menjadi target tugas perdananya.

"Kami dari masing-masing daerah, pendidikan di sekolah selama tujuh bulan. Setelah itu penempatan pertama kami dapatnya di Direktorat Polisi Satwa," ujar Nila.

"Jadi ini pertama kalinya (menjadi pawang anjing K-9). Tapi meskipun baru, bisa langsung menyesuaikan," lanjut dia.

 

Kompas TV

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, menjelaskan masalah penumpukan cadangan beras pemerintah yang turun mutu, yang muncul akibat adanya pembatalan distribusi beras pada tahun 2017, untuk program bantuan pangan non tunai. Sebanyak 20 ribu ton beras yang turun mutunya itu akan dilelang.

Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas cadangan beras pemerintah. Dalam ratas, Jokowi menginstruksikan Menteri Pertanian untuk membenahi manajemen logistik dan pengelolaan beras nasional. Presiden juga menekankan agar pemerintah memiliki data lengkap terkait ketersediaan produksi beras dalam negeri. Di antaranya luas lahan persawahan di Indonesia dan data akurat mengenai distribusi, serta produksi beras.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa presiden memintanya untuk melakukan kebijakan ekspor beras pada tahun 2020, dengan target 100 hingga 500 ton. Terkait berlebihnya cadangan beras di gudang Bulog, Mentan menjelaskan hal itu tidak dibahas secara spesifik dalam ratas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rilis Nama Calon Jemaah Haji, Menag: Lunasi Dulu, Baru Berangkat

Rilis Nama Calon Jemaah Haji, Menag: Lunasi Dulu, Baru Berangkat

Nasional
Relawan: Prabowo-Ganjar Duet Maut, sedangkan Cak Imin Enggak Punya Elektabilitas

Relawan: Prabowo-Ganjar Duet Maut, sedangkan Cak Imin Enggak Punya Elektabilitas

Nasional
Bareskrim Proses Laporan Wamenkumham ke Keponakannya Terkait Pencemaran Nama Baik

Bareskrim Proses Laporan Wamenkumham ke Keponakannya Terkait Pencemaran Nama Baik

Nasional
Tim Kecil Bakal Koalisi Perubahan Bertemu Sore Ini, Bahas Piagam Deklarasi

Tim Kecil Bakal Koalisi Perubahan Bertemu Sore Ini, Bahas Piagam Deklarasi

Nasional
Verifikasi Ulang, Ini Tahapan yang Akan Dilalui Prima di KPU

Verifikasi Ulang, Ini Tahapan yang Akan Dilalui Prima di KPU

Nasional
Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Menag: Sebagai Anak Buah, Pasti Ikuti Dong

Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Menag: Sebagai Anak Buah, Pasti Ikuti Dong

Nasional
Imbas Sinyal Dukungan Budi Gunawan, BIN Bisa Dicurigai Dukung Pemenangan Prabowo

Imbas Sinyal Dukungan Budi Gunawan, BIN Bisa Dicurigai Dukung Pemenangan Prabowo

Nasional
Sejak Agustus 2022, KPU Hadapi 48 Gugatan Parpol yang Ingin Ikut Pemilu 2024

Sejak Agustus 2022, KPU Hadapi 48 Gugatan Parpol yang Ingin Ikut Pemilu 2024

Nasional
Ketum PBNU: Bagi-bagi Saja ke Fakir Miskin, Enggak Usah Pesta Besar Saat Buka Puasa

Ketum PBNU: Bagi-bagi Saja ke Fakir Miskin, Enggak Usah Pesta Besar Saat Buka Puasa

Nasional
KPU Akan Beri Prima Cukup Waktu Siapkan Caleg jika Lolos Verifikasi Ulang

KPU Akan Beri Prima Cukup Waktu Siapkan Caleg jika Lolos Verifikasi Ulang

Nasional
KPU Bertemu Prima Hari Ini, Buka Sipol dan Bahas Teknis Verifikasi Ulang

KPU Bertemu Prima Hari Ini, Buka Sipol dan Bahas Teknis Verifikasi Ulang

Nasional
Bertemu Jokowi, Dubes Palestina Tak Bahas Partisipasi Israel di Piala Dunia U-20

Bertemu Jokowi, Dubes Palestina Tak Bahas Partisipasi Israel di Piala Dunia U-20

Nasional
Kemenag Cairkan BOP Rp 381 Miliar untuk Lebih dari 28.000 Raudlatul Athfal

Kemenag Cairkan BOP Rp 381 Miliar untuk Lebih dari 28.000 Raudlatul Athfal

Nasional
Menpan-RB: Jangan Sampai Ada Kesan di Publik ASN Sibuk Jadi Panitia Bukber

Menpan-RB: Jangan Sampai Ada Kesan di Publik ASN Sibuk Jadi Panitia Bukber

Nasional
Larangan Buka Puasa Bersama bagi PNS, Menpan-RB: Menteri, Kepala Lembaga, Pemda Harus Patuh

Larangan Buka Puasa Bersama bagi PNS, Menpan-RB: Menteri, Kepala Lembaga, Pemda Harus Patuh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke