Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cerita Hamdan, Meretas Keterbatasan Gerak Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 05/12/2019, 07:02 WIB
Sheila Respati,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain menjadi semakin mudah dengan kehadiran transportasi online berbasis aplikasi.

Hanya berbekal ponsel pintar dan koneksi internet, siapa saja bisa bepergian dengan nyaman. Tinggal pesan kendaraan melalui aplikasi, tunggu kendaraan datang menjemput, dan jalan.

Namun, bagi para penyandang disabilitas, kemudahan yang ditawarkan tersebut belumlah cukup. Kekhawatiran akan kenyamanan mulai dari saat menaiki kendaraan hingga selama perjalanan masih ada.

Mengetahui hal tersebut, hati kecil Hamdan (43) tergerak. Pria yang sudah menjadi mitra pengemudi GrabCar sejak dua tahun lalu ini merasa perlu berbuat lebih untuk membantu mereka yang berkebutuhan khusus karena disabilitas untuk bebas bermobilisasi.

Inisiatifnya ini berawal dari pengalaman pribadi sebagai mitra pengemudi GrabCar.

Suatu hari, ia bertemu dengan penumpang yang memiliki keterbatasan fisik. Tidak memiliki pengalaman membantu penumpang dengan disabilitas, ia pun tidak dapat memaksimalkan layanannya sebagai mitra pengemudi. Ada perasaan sesal usai mengantar penumpang tersebut ke lokasi tujuan.

Baca juga: Belajar dari Kisah Bonar, Keterbatasan Bukan Kendala

Akhirnya saat membuka aplikasi dan melihat sebuah notifikasi berisi ajakan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi Grab Gerak, pria yang berdomisili di Karawaci, Tangerang ini tersentuh. Ia langsung mendaftarkan dirinya sebagai mitra pengemudi Grab Gerak.

Grab Gerak sendiri merupakan salah satu fitur di dalam aplikasi Grab yang ditujukan untuk mendukung para penyandang disabilitas, memberikan kebebasan bagi mereka untuk mobilisasi. Tujuannya untuk memudahkan aktivitas sehari-hari dan memberi akses bagi mereka untuk berkarya.

Fitur Grab Gerak merupakan bagian dari misi GrabforGood yang diselenggarakan di regional Asia Tenggara. 

“Saya pikir ini merupakan salah satu cara untuk melayani dan ini adalah tugas mulia,” ujar Hamdan saat ditemui dalam acara pemaparan inisiatif Mendobrak Sunyi dari Grab Indonesia, Selasa (3/12/2019) lalu di The Westin Hotel, Jakarta.

Setelah bergabung sebagai mitra pengemudi Grab Gerak, Hamdan pun mengikuti pelatihan yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu pelatihan dasar dan pendalaman. Setiap tahapan terdiri atas pembelajaran teori dan praktik.

Melalui pelatihan, Hamdan memahami bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan pelanggan disabilitas. Mulai dari membantu mereka memasuki mobil, hingga membenahi alat bantu mobilitas seperti tongkat atau kursi roda yang mereka gunakan.

Selain itu diberikan juga pelatihan bahasa isyarat dasar untuk membantu penumpang yang mengalami disabilitas dengan spektrum tuna rungu.

Baca juga: Mulai dari Rambu-rambu sampai Cara Komunikasi, Bekal Grab untuk Mitra Pengemudi

"Membantu disabilitas ini memerlukan training yang tidak sembarangan, kami perlu ketrampilan yang memadai. Pelatihan harus disiplin, benar-benar dari hati," katanya. 

Kali pertama menerima pesanan Grab Gerak, perasaan khawatir menyelimuti hati Hamdan. Meski sudah dilatih dengan matang, tetap saja Hamdan merasa takut melukai atau tidak dapat membantu kebutuhan penumpangnya dengan optimal.

“Khawatir melukai mereka, atau salah cara mengangkat. Bagaimana kalau mereka jatuh saat kita bantu? Ada perasaan seperti itu. Tapi lama-kelamaan terbiasa,” ujarnya.

Melalui pengalamannya sebagai mitra pengemudi Grab Gerak Hamdan menyadari bahwa satu hal yang paling penting untuk membantu sesama dengan kondisi disabilitas adalah dengan mengubah pola pikir.

“Kami harus berpikir bahwa mereka bukannya tidak berdaya. Mereka juga berupaya untuk mandiri. Tidak semua teman-teman disabilitas mau dibantu ekstra. Dengan mengubah pola pikir ini cara kami berkomunikasi dengan mereka akan lebih sesuai,” kata Hamdan.

Pengalaman yang memberi pelajaran hidup

Banyak pengalaman berkesan yang diperoleh Hamdan sebagai mitra pengemudi Grab Gerak. Suatu saat, ia pernah menolong seorang ibu yang mengalami situasi darurat sementara pergerakannya terbatas karena harus menggunakan kursi roda.

“Ibu tersebut salah menaruh lokasi jemput dan destinasi. Terbalik menaruhnya. Akhirnya saya harus berputar dari lokasi destinasi yang dituju ke lokasi jemput dan waktu tempuhnya lumayan. Namun, saya tidak meng-cancel pesanan tersebut karena takut itu situasinya emergency,” ujarnya.

M Hamdan (43) saat ditemui di pemaparan inisiatif Mendobrak Sunyi dan Grab Gerak, The Westin Hotel, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Sheila Respati M Hamdan (43) saat ditemui di pemaparan inisiatif Mendobrak Sunyi dan Grab Gerak, The Westin Hotel, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Benar saja sesampainya di lokasi jemput, ibu tersebut rupanya tinggal seorang diri di rumah dan tidak ada yang membantunya.

Melihat kondisi tersebut, Hamdan berupaya sebisa mungkin membantu mengangkat penumpangnya tersebut ke mobil dengan bantuan para tetangga.

Ia juga pernah membantu seorang penumpang yang baru saja melalui masa pemulihan paska operasi. Hamdan harus memberi penanganan ekstra hati-hati dan fleksibel memenuhi kebutuhan penumpangnya.

Baca juga: Mendobrak Sunyi, Upaya Grab Meretas Keterbatasan Penyandang Disabilitas

“Terkadang, ucapan terima kasih yang paling tulus datang dari penumpang Grab Gerak. Saya bisa merasakan ungkapan terima kasih mereka dan itu sangat bermakna,” kata Hamdan.

Hamdan berharap, ke depannya semakin banyak mitra pengemudi GrabCar yang berinisiatif untuk bergabung memberikan layanan Grab Gerak.

Menurutnya dengan jumlah mitra pengemudi Grab Gerak yang semakin banyak, penumpang dengan disabilitas tidak perlu lagi menunggu lama untuk mendapat pengemudi yang mau menerima pesanannya.

“Saat ini jumlah mitra yang memberi layanan Grab Gerak masih sedikit. Jadi kalau ada yang pesan dapatnya jauh-jauh dan waktu penjemputannya lama. Kalau pengemudinya lebih banyak penumpang akan dapat lebih cepat,” ujar Hamdan.

Hamdan melanjutkan,  setiap orang bisa saja mengalami disabilitas, keterbatasan fisik, entah karena usia yang bertambah atau musibah.

Di saat seperti itu, pertolongan dari orang lain sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, selagi masih bisa membantu, ia akan mendedikasikan dirinya semaksimal mungkin. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com