JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri akan bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menguji kualitas narkoba milik jaringan Nigeria-Jakarta yang baru-baru ini diungkap.
Penyidik diketahui mengamankan seorang kurir serta seorang pengendali dari jaringan tersebut pada akhir November 2019. Total barang bukti yang disita, yakni 158 kilogram sabu.
"Untuk kualitasnya, kita akan bersama dengan BNN untuk tes di lab BNN, karena tes lab BNN sudah bisa mengetes dari mana dan kualitas barang bukti ini," ungkap Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen (Pol) Eko Daniyanto saat konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (2/12/2019).
Baca juga: Selundupkan Sabu dalam Kepala Charger, Pengunjung Rutan Depok Diamankan
Eko menambahkan bahwa jaringan yang diungkapnya tersebut masih terkoneksi dengan jaringan Asia Tenggara, khususnya Myanmar.
Saat ini, seluruh sindikat internasional bekerja sama dengan jaringan di Myanmar terkait cara menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
"Sekarang sindikat internasional, China, Taiwan mereka sudah berkolaborasi dengan Myanmar, Kamboja, bagaimana cara mereka memasok dan tidak diketahui oleh aparat," tutur Eko.
Eko pun belum mau merinci perihal bagaimana para tersangka jaringan Nigeria-Jakarta membawa narkotika itu. Sebab polisi sedang berusaha mengungkap hal tersebut.
Baca juga: Miliki 13 KTP, Pria Ini Kirim 9 Kg Sabu Berlapis Oatmeal Setiap Bulan
Sebelumnya, polisi menangkap kurir berinisial EF (41) di daerah Sentul, Bogor, Jawa Barat pada 29 November 2019.
EF merupakan warga negara Indonesia dan merupakan seorang residivis. Ia baru bebas pada tahun 2017.
Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan 15 kilogram sabu dari sebuah mobil Honda Mobilio.
Polisi pun melakukan pengembangan dan menggeledah rumah kontrakan EF di Perumahan Griya Alam, Sentul. Dari tempat tersebut, polisi menyita 118 kilogram shabu.
Berdasarkan keterangan tersangka, polisi kemudian mengamankan mobil Daihatsu Grandmax di sekitar Sentul. Di dalam mobil tersebut terdapat 25 kilogram sabu.
Baca juga: Diduga Hendak Edarkan Sabu, WN Malaysia Ditangkap di Medan
Saat akan menunjukkan tempat penyimpanan dan pengendali lainnya, EF mencoba kabur. Aparat mengambil tindakan dengan menembak pelaku. EF meninggal dunia.
Tersangka EF dikendalikan seorang napi berinisial AC, yang merupakan warga negara Nigeria.
AC merupakan napi yang mendekam di Lapas Tangerang karena kasus narkotika.
Narkoba itu didapatkan AC dari rekannya berinisial TN yang tinggal di Nigeria. Polisi masih berusaha memburu TN.
Reuni 212 di Tahun 2019 digelar di Monas, Jakarta Pusat. Peserta berdatangan sejak 2 Desember 2019 dini hari. Salah satu tokoh penggerak Reuni 212, Ustaz Haikal Hassan bicara soal kerukunan beragama dan juga jumlah massa di Reuni 212?
Lalu, berapa sih jumlah massa yang hadir di Reuni 212 tahun ini? Temukan jawabannya dalam Vlog Jurnalis KompasTV Vidi Batlolone bersama dengan Ustaz Haikal Hassan.
#reuni212 #ustazhaikalhassan #monas
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live. Supaya tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube Kompas TV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi kalau ada video baru.
Media social Kompas TV:
Facebook: https://www.facebook.com/KompasTV
Instagram: https://www.instagram.com/kompastv
Twitter: https://twitter.com/KompasTV
LINE: https://line.me/ti/p/%40KompasTV