Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sosok Caketum yang Didukung Akbar Tandjung dalam Munas Golkar

Kompas.com - 02/12/2019, 20:15 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung enggan buka-bukaan terkait siapa sosok calon ketua umum yang akan didukung dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang dimulai 3 Desember 2019 besok.

Namun, ia menyebut, sosok yang mampu meningkatkan elektabilitas Partai Golkar lah yang bakal ia dukung.

"Saya itu mempunyai dasar, mempunyai alasan. Dasarnya bahwa saya akan memberikan dukungan kepada calon yang saya yakini akan memberikan, menghasilkan kepemimpinan baru dan mampu meningkatkan perolehan suara Golkar," ujar Akbar ketika menghadiri pertemuan internal Golkar di Solitaire Hotel, Kabupaten Tangerang, Senin (2/12/2019) malam.

Baca juga: Jelang Munas Golkar, Diduga Kangkangi Aturan hingga Ancaman Perpecahan

Menurut Akbar, Pilkada serentak 2020 serta Pemilu 2024 merupakan tantangan bagi Golkar di masa yang akan datang.

Munas Golkar diharapkan menghasilkan keputusan yang menjadi pedoman bagi partai untuk menghadapi pesta demokrasi lokal dan nasional tersebut.

"Hasil Munas Golkar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi agenda-agenda ke depannya. Puncaknya Pemilu 2024 dan tahun 2020 juga kan kita akan menghadapi pilkada," ujar Akbar.

Baca juga: Daftar Caketum Golkar, Bambang Soesatyo Puji Akbar Tandjung dan ARB

Ketika ditanya siapakah sosok caketum yang kira-kira mampu mendongkrak suara partainya, Akbar tidak mau menjawab lugas.

"Kami percayakan pada ketua umum terpilih yang mengemban tugas. Siapa itu? Ya kita serahkan saja kepada putusan Munas Golkar sesuai dengan aturan, mekanisme, AD/ART Partai Golkar," lanjut dia.

Acara internal yang dihadiri Akbar sendiri diketahui merupakan ajang silaturahim yang digelar oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Baca juga: Mekeng Optimistis Munas Golkar Lancar

Airlangga juga adalah salah satu kader yang rencananya akan bertarung kembali di ajang pemilihan ketua umum Golkar dalam Munas.

Sejumlah tokoh senior partai berlambang pohon beringin nampak hadir. Antara lain, Aburizal Bakrie, Agung Laksono dan Akbar Tandjung. Bahkan, Luhut Binsar Panjaitan juga dijadwalkan akan hadir.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh seluruh ketua DPD I dan DPD II se-Indonesia. 

 

Kompas TV

Setelah diluncurkan di beberapa negara, Google akhirnya resmi memboyong layanan streaming YouTube Music ke tanah air, november lalu (7/11/2019).

Google memutuskan untuk meluncurkan layanan berbasis musik tersebut ke Tanah Air lantaran pihaknya melihat industri musik di Indonesia, khususnya untuk ranah streaming, cukup potensial.

Indonesia pun menjadi salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang kebagian aplikasi YouTube Music.

YouTube Music sendiri merupakan aplikasi streaming musik yang mirip Spotify. Pelanggan gratis bisa streaming musim lewat aplikasi YouTube Music secara gratis diselingi iklan. Bagi yang tidak ingin mendengar iklan, mereka bisa membayar biaya langganan.

Pada acara YoutTube Fanfest 2019 yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jumat (30/11/3019), jurnalis kompas TV, Reny Mardikasari, mendapat kesempatan untuk mencoba langsung fitur baru dari YouTube. Nah, untuk tahu lebih lengkapnya tentang YouTube Music ini, yuk liat video berikut.

#youtubemusic #streamingmusik #youtubeindonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com