Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suporter Indonesia Dianiaya, Menpora Tunggu Permintaan Maaf Resmi Malaysia

Kompas.com - 28/11/2019, 12:30 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali masih menunggu permintaan maaf resmi Malaysia setelah sepekan lebih pasca insiden pengroyokan suporter Indonesia.

"Saya tetap menunggu surat resmi," ujar Zainudin usai mengikuti Rapat Pleno di Kantor DPP Golkar, Rabu (27/11/2019).

Setelah peristiwa itu, Pemerintah Indonesia melalui Kemenpora telah melayangkan nota protes.

Nota protes yang bernomor 11.22.12/SET/XI/2019 dan tertanggal 22 November 2019 tersebut ditujukan kepada Pemerintah Malaysia akibat insiden suporter yang terjadi tersebut.

Sehari berikutnya, Menteri Belia dan Sukan (Menteri Olahraga) Malaysia Syed Saddiq pun meminta maaf.

Baca juga: Pemerintah Malaysia Dituntut Minta Maaf atas Kasus Pengeroyokan Suporter Indonesia

Permintaan tersebut disampaikannya melalui akun Twitter.

Kendati sudah meminta maaf, Kemenpora memastikan nota protes tidak akan dicabut.

Adapun isi dari nota protes tersebut sebagai berikut:

1. Melakukan proses hukum atas terjadinya penganiayaan yang dilakukan oleh oknum suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia secara prosedural obyektif dan transparan.

2. Menyampaikan permohonan maaf secepatnya kepada Pemerintah Republik Indonesia, karena ketika insiden serupa terjadi di Stadion GBK pada tanggal 5 September 2019, maka langsung besok paginya Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menyampaikan permohonan maaf.

Itikad baik permohonan maaf ini sesungguhnya pernah dilakukan oleh Menteri Sukan dan Belia Malaysia Khairy Jamaluddin pada tanggal 20 Agustus 2017 langsung kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia saat berlangsung SEA Games 2017 di Kuala Lumpur akibat insiden bendera yang terbalik.

Baca juga: Dibebaskan dari Tahanan di Malaysia, Ini Cerita Dua Suporter Indonesia

Di sisi lain, Zainudin tetap masih menunggu surat permintaan maaf resmi pemerintah Malaysia.

"Saya tetap menunggu surat resmi, tanpa surat resmi, beliau minta komunikasi lewat telepon, lewat apa, ada yang mau ketemu, saya enggak mau," kata dia. 

"Ya kita lihatlah, kita bisa menilai bagaimana cara orang bertetangga, kalau seperti itu apakah menunjukan sikap yang baik atau tidak, kalian yang menilai," ucap dia.

Sebelumnya, Menpora Malaysia Syed Saddiq sempat menyebut bahwa video insiden pengeroyokan terhadap suporter Indonesia hoaks.

Pernyataan Syed Saddiq ini memancing reaksi warganet hingga muncul tagar #ShameOnYouSeydSaddiq yang menjadi trending nomor satu di Twitter.

Syed kemudian meminta maaf dan menyampaikannya melalui akun Twitter-nya, @SyedSaddiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com