Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migrant Care Sebut Ada Tren Perekrutan Tenaga Kerja yang Mengarah ke TPPO

Kompas.com - 27/11/2019, 21:29 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Buruh Migran Berdaulat, Migrant Care, menyebut ada tren baru perekrutan tenaga kerja Indonesia yang mengarah pada perdagangan manusia melalui media sosial dan stasiun televisi swasta lokal.

"Jadi saat ini memang ada tren melalui media sosial, iming-iming pekerjaan media sosial maupun iklan televisi lokal," ujar Koordinator Bantuan Hukum Migrant Care Nur Harsono kepada Kompas.com di Hotel Aryaduta Jakarta, Rabu (27/11/2019).

"Di Jawa Timur, ada, iklan layanan 'anda ingin bekerja ke luar negeri? Proses cepat, gaji tinggi, datang ke ini, ini', itu memang ada," lanjut Harsono.

Baca juga: Kementerian PPPA Sebut RI sebagai Negara Pengirim, Transit, dan Tujuan TPPO

Migrant Care sendiri sudah menelusuri iklan televisi swasta lokal di Jawa Timur tersebut.

Dari hasil penelusuran itu, pihaknya menduga ada indikasi yang mengarah pada Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Harsono mengatakan indikator perekrutan yang mengarah pada TPPO itu mudah ditebak. Salah satunya dengan terbukanya iming-iming yang ditawarkan lewat iklan maupun medsos.

"Ya itu indikasi suatu media, orang tergiur mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya itu kalau modusnya penempatan tenaga kerja, bisa jadi proses dan caranya benar, tetapi TPPO-nya terjadi di luar negeri," kata Harsono.

Baca juga: Dibintangi Prisia Nasution, Film Hanya Manusia Antar Tema Perdagangan Manusia

Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan masyarakat ketika menerima informasi seperti itu adalah kedisiplinan dalam melakukan verifikasi.

Verifikasi itu dapat dilakukan dengan mengecek alamat perusahaan hingga job order yang ditawarkan.

Apabila informasi tidak sesuai dengan hasil verifikasi, maka ada indikasi TPPO.

"Masyarakat harua cermat dan banyak menerima informasi," kata Harsono.

Kendati begitu, pemerintah pusat maupun daerah dinilai juga berperan dalam memberikan edukasi tentang penyuluhan kerawanan TPPO terhadap basia migran di Indonesia.

Penyuluhan tersebut paling efektif dilakukan aparat pemerintah desa. Pasalnya, mereka memiliki kedekatan dengan masyarakatnya.

Baca juga: Selama Setahun, Ada 20 Korban Perdagangan Manusia dengan Modus Pengantin Pesanan

Pemerintah pusat maupun daerah yang tetap terlebih dulu memberikan edukasi kepada aparat pemerintah desa agar penyuluhan yang dilakukan berjalan efektif dan terarah.

"Sehingga nanti punya kapasitas untuk menyampaikan informasi dan apa saja yang perlu dihindari," katanya.

Migrant Care sendiri mencatat sejumlah daerah yang menjadi basis migran. Antara lain Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. 

 

Kompas TV Sosok Ciputra meninggalkan sejumlah kesan pada rekan dan kerabat, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir. Menurut Erick, Ciputra adalah tokoh properti Indonesia yang meninggalkan banyak karya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com