Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Cecar Mertua Haris Hasanuddin soal Saran "Sangoni" Eks Menteri Agama Lukman Hakim

Kompas.com - 27/11/2019, 15:19 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wawan Yunarwanto mencecar mertua mantan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur Haris Hasanuddin, M Roziqi, soal istilah "sangoni" mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Roziqi menjadi saksi untuk mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romy, terdakwa kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kemenag Jawa Timur.

Pada awalnya, jaksa Wawan bertanya apakah ada percakapan Roziqi dan Haris yang membahas kunjungan Lukman ke Jawa Timur.

"Pernah telepon. Saya ingat itu," kata Roziqi menjawab pertanyaan jaksa Wawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Usai Diperiksa KPK, Lukman Hakim Sebut Tak Etis Bawa Materi Hukum ke Ranah Publik

Namun Roziqi tidak ingat apakah dalam percakapan itu, Haris juga membahas soal sikap Lukman terkait pencalonan Haris sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur.

Jaksa Wawan pun membaca keterangan Roziqi dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Dalam keterangannya, Roziqi bertanya ke Haris soal sikap Lukman terkait pencalonan Haris selaku Kakanwil Kemenag Jawa Timur.

Menurut Roziqi, Haris menyampaikan bahwa Lukman akan pasang badan. Dalam keterangannya di BAP, Roziqi mengaku kembali bertanya ke Haris mengapa belum dilantik. Haris, lanjut Roziqi, menjawab tidak tahu.

Baca juga: Fakta Sidang Romy: Saksi Sebut Lukman Hakim hingga Manipulasi Seleksi Jabatan di Kemenag...

"Saksi menjelaskan, 'Saya menyarankan ke Haris Hasanuddin agar melayani akomodasi Menteri Agama, misalnya mengajak makan, memberi oleh-oleh dengan mengatakan, 'mbok sangoni toh'. Dan dibilang oleh Haris Hasanuddin bahwa hal tersebut sudah dilakukan. Benar keterangan ini?

"Iya seperti itu. Itu kebiasaan, tradisi, kalau ada menteri datang disangoni, tidak harus pakai duit bisa suvenir," jawab Roziqi.

Meski demikian ia tidak tahu apakah Haris memberi uang atau bentuk lainnya ke Lukman.

"Kalau itu saya enggak ngerti. Gimana selanjutnya yang tahu dia (Haris). Saya enggak tahu betul ngasih berapa, di mana," ujar dia.

Baca juga: Romy Disebut Minta Lukman Hakim Meloloskan Haris jadi Calon Kakanwil

Dalam perkara ini, Romy didakwa menerima suap Rp 325 juta bersama-sama mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dari mantan Kepala Kakanwil Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin.

Kemudian, ia juga didakwa menerima Rp 91,4 juta dari mantan Kepala Kantor Kemenag Gresik Muafaq Wirahadi.

Berdasarkan dakwaan jaksa, dua pemberian itu dimaksudkan agar Romy bisa memengaruhi proses seleksi jabatan yang diikuti keduanya.

Haris saat itu mendaftar seleksi sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Sementara, Muafaq ingin menjadi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.

Dua mantan pejabat Kemenag di Jawa Timur ini telah dinyatakan terbukti bersalah dalam perkara itu.

Kompas TV Nama mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, kembali muncul di persidangan mantan ketua P3, Romahurmuziy, terkait kasus suap jual beli jabatan, di lingkungan kementerian agama.<br /> Lukman disebut ikut berperan, dalam pengaturan nama calon kakanwil, Kemenag Jawa Timur.<br /> <br /> Dalam agenda sidang pemeriksaan saksi, dari jaksa penuntut umum KPK, nama Lukman muncul, setelah rekaman telepon antara dirinya, dan Sekjen Kementerian Agama, Nur Kholis Setiawan, diputar jaksa. Jaksa meminta saksi, ajudan mantan menteri agama Lukman Hakim, bernama Mukmin Timoro, menjelaskan konteks dari percakapan tersebut.<br /> <br /> Dalam rekaman, lukman meminta Nur Kholis, untuk menahan tiga nama kakanwil yang terpilih, karena akan ada perubahan untuk satu nama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com