Sebaliknya, ia menduga, penunjukkan itu tak lebih dari sekedar pencitraan.
"Cuma lipstik saja, pajangan sajalah begitu," kata Fadli di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu.
Fadli pun menyoroti inkonsistensi sikap Jokowi. Sebab, dalam banyak kesempatan ia terus menekankan pentingnya perampingan birokrasi.
"Ya, itulah Pak Jokowi. Memang konsisten dengan inkonsistensinya. Apa yang diomongkan kadang-kadang beda dengan yang dilakukan," ujar dia.
Namun, Baidowi meyakini, presiden tidak sembarangan dalam memilih stafsusnya. Setiap stafsus memiliki kemampuan dan rekam jejak yang memang dibutuhkan dalam pemerintahan.
"Kan enggak mungkin juga Pak Jokowi angkat stafsus yang gak punya track record," kata dia.
Sementara itu, menurut Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, para milenial yang ditunjuk menjadi stafsus akan mendapatkan pengalaman yang besar nantinya.
"Ini katakanlah latihan kalau kamu di sekolah ada kampus, ada magang, kita kenal itu," ucap Surya di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Baca juga: Surya Paloh Ibaratkan Penunjukan Stafsus Milenial Seperti Magang
Ia optimistis, penunjukkan stafsus milenial akan berdampak pada kebijakan pemerintah yang mampu menyerap aspirasi kaum milenial.
Dengan demikian, upaya pemerintah dalam memberdayakan milenial sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dapat lebih terwujud.
"Beliau menyatakan sebagai tempat diskusinya, dia membutuhkan feeding, masukan dari milenial dan diberikan secara resmi menjadi staf khusus. Satu kebijakan yang perlu diapresiasi," kata Paloh.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Haryanti Puspa Sari, Ihsanuddin, Rakhmat Nur Hakim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.