JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama akan membangun kurikulum bimbingan pranikah yang mencakup pencegahan radikalisme dan akan diterapkan pada 2020.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Mohsen mengatakan, materi pencegahan radikalisme itu berbentuk penguatan moderasi beragama.
"Kita akan memulai penguatan terhadap materi berkaitan moderasi beragama. Karena kita melihat di sekitar kita nyata terpapar ada beberapa kelompok terpapar dengan paham radikal," kata Mohsen di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat (22/11/2019).
Baca juga: MUI Nilai Materi Bimbingan Pranikah Mesti Diperbarui
Mohsen menyampaikan, dalam kurikulum tersebut, pasangan akan diberikan pemahaman terkait praktik bergama yang inklusif.
"Tidak sedikit-sedikit menyalahkan orang lain, tidak sedikit-sedikit mengharamkan, tidak sedikit-sedikit memojokkan orang lain. Mari mulai perbaiki dari mindset-nya cara kerangka memahami agama yang baik," kata dia.
Masuknya materi terkait pencegahan radikalisme dalam kurikulum bimbingan pranikah pun tak lepas dari laporan yang diterima Kemenag bahwa terdapat keluarga yang terpapar radikalisme.
Baca juga: Penjelasan Kemenko PMK soal Bimbingan Pranikah sebagai Syarat Pernikahan
Mohsen mengatakan, persoalam radikalisme akan menjadi prioritas dalam kurikulum yang baru bersama dengan masalah lainnya seperti kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.