"Tapi enggak jadi (dapat posisi menteri). Dan Tuhan, kira-kira memberi hikmah. 'Kamu jangan jadi menteri, jadi DPR dulu. Sudah itu nanti kamu mengalir ke suatu tempat yang namanya Mahkamah Konstitusi, yang lebih bagus dari kabinet," katanya.
Dari perjalanan itu, Mahfud kemudian mengambil hikmah bahwa semua rencana Tuhan datang bagai air mengalir.
Menurut Mahfud, tidak perlu sakit hati jika belum mendapatkan posisi menteri.
"Jadi disebut air mengalir, waktu enggak jadi enggak apa-apa. Saya berpikir tidak sakit hati sebab itu untuk bersabar, sebab kalau berjuang hebat, (toh) akhirnya jatuh juga. Kalau saya tidak jatuh, cuma enggak jadi masuk sehingga untuk apa sedih," ucapnya.
Baca juga: Tunjuk Mahfud MD sebagai Menko Polhukam, Ini yang Ditugaskan Jokowi
Pada saat Presiden Jokowi tidak jadi memilih dia sebagai calon wakil presiden, Mahfud tetap merasa tenang.
Dirinya mengaku tetap membangun hubungan baik dengan Presiden.
"Dan yang ingin saya bangun (anggapan) itu bahwa Pak Jokowi itu tidak mempermainkan saya. Saya ingin membangun Pak Jokowi itu sungguh-sungguh. Tapi pada waktu itu isu politik, dan saya ingin membangun waktu itu saya tidak marah," ungkapnya.
"Saya baik dengan beliau. Saya ikut mendukung meskipun tidak vulgar-vulgar amat sehingga pada akhirnya saya akhirnya mengalir ke tempat yang namanya kabinet. Saya tidak tahu apakah cekungan kabinet di lama atau mengalir lagi. Allah itu yang menentukan semuanya," lanjut dia seraya berkelakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.