Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Taufan, Milenial Peduli UMKM di Desa yang jadi Stafsus Jokowi

Kompas.com - 21/11/2019, 18:13 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menunjuk Andi Taufan Garuda Putra sebagai salah satu staf khusus barunya.

Presiden memperkenalkan Andi beserta sejumlah stafsus barunya di beranda Istana Negara, Jakarta Kamis (21/11/2019) sore.

"Umur 32 tahun. Banyak meraih penghargaan atas inovasinya. Termasuk atas kepeduliannya terhadap sektor UMKM," ujar Jokowi.

Baca juga: Stafsus Milenial Tak Mesti Full Time Dampingi Presiden

Ia juga mengaku, kenal dengan Andi Taufan ketika menyentuh kebijakan mengenei fintech.

Selama ini, publik mengenalnya sebagai founder sekaligus CEO Amartha Mikro Fintek.

Amartha Mikro Fintek merupakan start up yang bergerak di bidang keuangan mikro.

Ia merupakan pionir teknologi finansial peer to peer (p2p) lending yang menyalurkan pendanaan modal usaha mikro kepada kaum perempuan wirausaha di pedesaan.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 17 Desember 2018, latar belakang Andi mendirikan Amartha berawal dari masih adanya kesenjangan sosial di masyarakat Indonesia.

Baca juga: Billy Papua, Mahasiswa Oxford Anak Penjual Kue yang jadi Stafsus Jokowi

Lembaga ini resmi didirikan pada 2010. Saat itu, Amartha mempunyai misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan.

Amartha ingin menghubungkan pelaku usaha di pedesaan yang kesulitan mendapatkan modal usaha.

Perusahaanya ini tercatat telah menyalurkan pinjaman mencapai Rp 970 miliar kepada perempuan pelaku usaha mikro di wilayah pedesaan.

Jumlah ini merupakan akumulasi penyaluran sejak 2016 hingga 2019.

Sementara itu, dikutip dari laman Linkedin milik Andi, tercantum informasi latar belakang pendidikannya di bidang bisnis dan manajemen keuangan.

Andi merupakan alumni Manajemen Bisnis Administrasi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2007.

Baca juga: Belva Syah Devara, CEO Ruangguru yang Ditunjuk Jadi Stafsus Presiden

Selain itu, dia pernah menempuh pendidikan keuangan di Frankfurt School of Finance and Management pada 2013.

Terakhir, Andi menempuh pendidikan di master bidang administrasi publik di Harvard Kennedy School pada 2015-2016.

Andi juga sempat menjadi konsultan bisnis di IBM Indonesia pada Januari 2008-Juli 2009. 

 

Kompas TV Presiden Joko Widodo sudah menunjuk 12 orang yang akan membantunya sebagai staf khusus. Presiden pun memperkenalkan 7 orang tersebut pada Kamis (21/11/2019) pada pukul 17.15 WIB. 7 orang tersebut adalah Putri Tanjung dari CEO Creativpreneur, Belva Devara dariCEO Ruang Guru, Andi Taufan, Gracia Billy Mambrasar, Angkie Yudistia, Aminudin Maruf, dan Ayu Kartika Dewi. Adapun sejumlah nama staf khusus Jokowi-JK lalu di antaranya Adita Irawati sebagai Staf Khusus bidang Komunikasi, Erani Yustika sebagai Stafsus bidang ekonomi, dan Lenis Kagoya sebagai Stafsus bidang Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com