JAKARTA, KOMPAS.com - "Glodok". Kata itu spontan terlontar dari Moeldoko saat Kompas.com menyebut kata "Richard Mille", sebuah merek jam tangan mewah asal Swiss.
Moeldoko memang memilki kenangan tersendiri dengan merek tersebut saat masih menjabat sebagai Panglima TNI pada 2014 lalu.
Jam tangan Richard Mille yang digunakan Moeldoko saat itu disorot oleh media Singapura karena harganya yang ditaksir mencapai Rp 1 miliar.
Namun, Moeldoko belakangan mengklarifikasi bahwa jam tangan Richard Mille yang dikenakannya itu palsu. Ia membelinya dengan harga Rp 5 juta.
Baca juga: Moeldoko Banting Jam Tangan Palsunya
Moeldoko bahkan sempat membanting jam tangannya di hadapan wartawan untuk membuktikan bahwa itu adalah barang palsu.
Belakangan, dalam wawancara dengan Kompas.com belum lama ini, Moeldoko mengungkapkan bahwa ia membeli jam tangan itu di kawasan Glodok, Jakarta Barat.
Hal itulah yang membuatnya spontan menjawab "Glodok" saat mendengar kata Richard Mille yang diucapkan Kompas.com.
"Belinya di Glodok," kata Moeldoko seraya tertawa.
Meski hanya membeli barang imitasi, namun Moeldoko menyebut brand Richard Mille makin terkenal di Indonesia pasca-kontoversi yang muncul itu. Bahkan banyak yang mengaitkan Richard Mille dengan sosok Kepala Staf Kepresidenan itu.
"Wah ini jam Moeldoko," tuturnya, sambil tertawa.
Selain Richard Mille, Kompas.com juga menyebut sejumlah kata lain yang harus ditanggapi spontan oleh Moeldoko. Lihat dalam video ini:
Salah satu kata yang ditanyakan adalah "partai politik". Namun untuk kata ini, Moeldoko membutuhkan waktu agak lama untuk menjawabnya. Ia sempat terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya buka suara.
"Membingungkan," kata dia akhirnya menjawab sambil tertawa.
Moeldoko menilai parpol membingungkan karena kerap berubah sikap.
"Habis A, (sikapnya berubah) B. Habis B, C. Kan begitu. Jadi membingungkan. Makanya saya ditanya parpol jawabannya bingung tadi," kata Moeldoko.
Baca juga: VIDEO: Saat Moeldoko Kenang SBY sebagai Senior
Moeldoko sendiri sempat bergabung di Partai Hanura pasca-pensiun dari TNI. Namun pada 2018 lalu ia mengundurkan diri dari partai setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Ia mengaku mengundurkan diri karena ingin fokus membantu pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Pada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko dipercaya untuk kembali mengemban posisi yang sama.
Sebagai Kepala KSP, Moeldoko kini kerap bersentuhan dengan tugas-tugas baru seperti memperepat masuknya investasi ke Indonesia.
Saat Kompas.com menyebut kata investasi, Moeldoko pun bercerita mengenai minimnya investasi yang masuk ke Indonesia. Sehingga, ia menilai semua hal terkait investasi perlu disegerakan.
"Investasi, segera. Kenapa? Karena kita enggak akan menjadi negara yang cepat maju, kalau tidak semuanya disegerakan," ujar Moeldoko.
"Karena itulah segera perbaiki regulasi, perbaiki environment. Segera perbaiki ekosistem. Sehingga segera bertumbuh dengan cepat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.