Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Terbuka atas Masukan terhadap Proses Rekrutmen Anggota Polri

Kompas.com - 20/11/2019, 07:10 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mempersilakan masyarakat memberikan masukan yang membangun terhadap proses penerimaan anggota Polri Tahun Anggaran 2019.

Dalam rekrutmen kali ini, Polri menggandeng tim Litbang Kompas untuk melakukan survei dalam proses seleksi.

Survei tersebut dilakukan terhadap enam Polda dan satu Akpol Semarang.

Enam Polda itu meliputi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

Survei ini melibatkan 310 peserta atau responden yang terdiri dari Tamtama 30 orang, Bintara 248 orang, dan Akpol 32 orang.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Mayoritas Peserta Rekrutmen Polri Tidak Pernah Dihubungi Penembak di Atas Kuda

Salah satu hasilnya adalah mayoritas responden atau peserta seleksi merasa puas, dengan rata-rata kepuasaan semakin meningkat seiring tahap yang dilalui.

Dari 11 tahap yang dijalani, paling rendah ada pada tahap sosialisasi sebanyak 5,32 persen.

Sedangkan rating tertinggi ada pada tahap pemeriksaan psikologi II sebesar 5,75 persen.

Menanggapi hasil tersebut, Polri memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk sama-sama mengawal proses penerimaan anggota Polri.

"Untuk menindaklanjuti hasil survei Litbang Kompas tersebut, pada kesempatan ini dipersilakan Kompolnas, IPW, hingga masyarakat untuk memberikan masukan konstruktif terhadap proses penerimaan," ujar Karojianstra SSDM Polri Brigjen Pol Subiyanto saat membuka Focus Grup Discussion (FGD) di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Baca juga: Oknum yang Diduga Peras Peserta Rekrutmen Polri Belum Pasti Dipidana

Subiyanto mengatakan, survei ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kepuasan peserta seleksi.

Adapun keterlibatan Litbang Kompas dilakukan melalui tender terbuka di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang diikuti oleh beberapa lembaga survei.

Ia mengatakan, survei ini juga sebagai upaya mengurangi "Penembak di Atas Kuda" atau adanya peran oknum dalam menawarkan bantuan terhadap peserta rekrutmen.

Ia mengungkapkan, bahkan fenomena tersebut masih ada.

"Kami bukan menjamin 100 persen, tapi sudah 99 persen sudah tidak, karena beberapa kejadian yang dilakukan oleh panitia, sudah dilakukan tindakan sesuai hukum yang berlaku. Diproses termasuk pidananya," katanya.

Baca juga: Sosialisasi Rekrutmen Polri 2017, Hadir di CFD hingga Libatkan KPK

"Selain itu, sebagai feedback dalam proses penerimaan tersebut, dilanjutkan juga audit internal, supervisi, serta monitor dan evaluasi pada setiap tahap seleksi yang dilakukan," tambahnya.

Diberitakan, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, sebanyak 95 persen peserta rekrutmen anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Tahun Anggaran 2019 tidak pernah dihubungi oleh "Penembak di Atas Kuda".

Dengan tingginya jumlah responden yang menyatakan tidak pernah dihubungi "Penembak di Atas Kuda", menandakan bahwa rekrutmen anggota Polri mulai mengalami kemajuan signifikan.

Adapun istilah "Penembak di Atas Kuda" merujuk pada peran oknum dalam menawarkan bantuan terhadap peserta rekrutmen dengan iming-iming dalam memperlancar proses seleksi.

Kompas TV Polri menjanjikan proses perekrutan anggota polisi transparan dan bebas suap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com