Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kamuflase Teroris, dari Pura-pura Motor Hilang hingga 'Nyamar' jadi Ojol

Kompas.com - 16/11/2019, 20:22 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak melihat, pelaku teror saat ini menggunakan berbagai kamuflase dalam melancarkan aksinya.

Kamuflase yang dilakukan itu dinilai cukup sederhana, namun cukup efektif menyerang sasarannya.

Zaki mencontohkan serangan teror di Markas Polsek Wonokromo, Agustus 2019 lalu.

"Yang di Wonokoromo itu ada orang mengaku kehilangan motor, lalu bilang mau ketemu polisi untuk melapor. Ternyata itu hanya alasan untuk menyerang polisi," ungkap Zaki dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).

Baca juga: Bom dan Senpi Rakitan Diamankan dari Terduga Teroris di Sumut

Contoh lainnya, aksi bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polrestabes Medan, baru-baru ini.

Pelaku berinisial RNM menggunakan jaket ojek online dalam melakukan aksi bom bunuh diri yang melukai enam orang. 

Menurut Zaki, jaket itu merupakan kamuflase agar tidak dicurigai aparat.

Tentunya, setiap orang yang melihat seseorang menggunajak jaket ojek online berpendapat, orang itu hendak mengantarkan sesuatu.

Baca juga: Diskriminatif Dinilai Jadi Faktor Teroris Semakin Memusuhi Polisi

Kamuflase-kamuflase semacam ini, lanjut Zaki, adalah hasil pembelajaran yang dilakukan kelompok teroris di Indonesia.

"Sebelumnya ya jarang sekali orang melakukan aksi teror dengan menggunakan kamulfase sederhana," ujar Zaki.

"Saya memperkirakan, kamuflase ini akan semakin bervariasi sehingga makin sulit dideteksi oleh polisi," lanjut dia.

Ia mengimbau aparat dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait fenomena ini.

Sementara itu, saat ditanya mengenai baru teroris melibatkan istri dan anak saat beraksi, Zaki sepakat bahwa itu merupakan strategi baru.

Baca juga: Satu Terduga Teroris Terpeleset di Kandang Ayam dan Kabur ke Kebun Sawit

Menurut dia, perempuan dan anak-anak tak akan dipandang sebagai orang yang berpotensi melakukan aksi serangan teror.

Selain itu, pelibatan anak dan istri dalam serangan teror itu juga disebabkan lantaran pelaku teror laki-laki kian berkurang seiring dengan penindakan yang dilakukan aparat penegak hukum.

"(Teroris) di Indonesia sedang kekurangan sumber daya. Sebab teroris laki-laki itu banyak yang tewas atau dipenjara," ujar Zaki.

"Dengan demikian, si anak dan perempuan (istri) kemudian diajak (melakukan teror)," tambah dia.

 

Kompas TV Polisi menahan anak Bupati Majalengka, Jawa Barat dalam kasus penembakan kepada kontraktor. Kuasa hukum pelaku langsung meminta penangguhan penahanan.<br /> <br /> Setelah dilakukan pemeriksaan kurang lebih 7 jam, tersangka Irfan Nuralamditahan polisi.<br /> Penahanan dilakukan guna kepentingan pemeriksaan lebih lanjut terkait aksi penembakan pengusaha kontraktor.<br /> <br /> Kuasa hukum tersangka, meminta pihak Kepolisian Resor Majalengka untuk penangguhan penahanan terhadap kliennya oleh kepolisian karena tersangka koperatif dan tidak menghilangkan barang bukti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com