Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sohibul Minta Paloh Tak Sembarang Bicara soal Kader PKS Radikal

Kompas.com - 16/11/2019, 16:16 WIB
Kristian Erdianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman pernah meminta Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk tidak sembarang bicara mengenai kader PKS terpapar paham radikalisme.

Cerita itu disampaikan kepada wartawan dalam konferensi pers seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (16/11/2019).

Awalnya, salah seorang wartawan bertanya terkait strategi untuk mematahkan anggapan sebagian kalangan yang menyebut bahwa PKS merupakan salah satu partai politik dengan pemahaman radikal.

Sohibul pun memulai jawabannya dengan menceritakan tentang Paloh yang juga mempunyai anggapan demikian.

"Dalam satu acara di MPR, beliau (Surya Paloh) sampaikan kepada saya, 'Dinda, Abang ini tahu orang-orang pintar banyak di PKS dan abang suka itu. Cuma abang tidak suka kalau mereka sudah radikal'," ujar Sohibul menirukan ucapan Paloh.

Baca juga: Kaum Terdidik di Perkotaan Rawan Terpapar Radikalisme

Pernyataan Paloh langsung dibantah.

Sohibul sempat meminta Paloh untuk tidak sembarangan dalam bicara.

"Saya langsung koreksi pada beliau. Bang, tolong jangan sembarangan bicara. Kalau Abang mendengar ada yang radikal kemudian diidentifikasi orang PKS, silakan laporkan kepada saya. Nanti saya akan lacak," kata Sohibul.

Ia kemudian menegaskan kembali kepada Paloh, "saya berani menjamin bahwa yang radikal itu pasti bukan PKS".

Baca juga: Menpan RB Akui Sulit Identifikasi PNS Terpapar Radikalisme

Sohibul menambahkan, dirinya dan Paloh bertemu kembali di DPP PKS, Jakarta Selatan pada Rabu (30/10/2019).

Hingga pada pertemuan kedua ini, Paloh tidak dapat membuktikan ucapannya. Paloh disebut tidak bisa menunjukkan kader KPS yang terpapar paham radikal.

Masih dalam pertemuan itu, Sohibul pun kemudian menjelaskan soal stigma radikalimse terhadap PKS.

Menurut Sohibul, Paloh cukup memahami dengan klarifikasinya tersebut sehingga pertemuan itu berakhir dengan pelukan di hadapan kamera pewarta.

"Kami ngobrol cukup lama, hampir dua jam bertukar pemikiran. Di situ saya jelaskan imajinasi orang tentang PKS dan Bang Surya ada keyakinan tentang PKS ini (radikal). Kemudian terjadilah rangkulan," kata Sohibul.

Baca juga: Wapres Sebut Radikalisme Perlu Ditangani Sejak Usia Dini, Hulu ke Hilir

Sejak awal berdiri, lanjut Sohibul, PKS bertekad untuk menjadi kanal moderasi dari banyaknya pemahaman yang cenderung radikal dalam Islam. Terutama, yang terjadi di generasi muda.

Menurut dia, seluruh kader PKS saat ini memiliki pemahaman dan pandangan Islam moderat.

"Saya sampaikan, justru PKS bertekad dari awal itu ingin menjadi kanal moderasi dari kecenderungan radikal, generasi muda terutama. Dan sampai saat ini, setiap yang masuk ke PKS, mereka semuanya menjadi moderat," ujar Sohibul. 

 

Kompas TV Para pedagang di Pasar Gede, Kota Solo menggelar tumpengan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran cucu ketiga Presiden Joko Widodo. Setelah berdoa tumpeng dan jajanan pasar dibagikan kepada siapa pun yang melintas. Warga pun makan bersama dengan gembira. Sejumlah doa dan harapan dipanjatkan warga agar cucu ketiga Presiden Joko Widodo menjadi anak yang sholeh dan senantiasa sehat. #LaLembahManah #PasarGede #Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com