Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Pendekatan Menangani Persoalan Perbatasan Harus Diubah

Kompas.com - 16/11/2019, 15:31 WIB
Ardito Ramadhan,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI Ganewati Wuryandari berpendapat bahwa persoalan di perbatasan tidak mesti diselesaikan hanya dengan pendekatan keamanan saja, namun juga harus melalui pendekatan kesejahteraan.

"Kita sudah harus mengubah paradigma perbatasan. Tidak lagi dalam pendekatan keamanan, tetapi harus keamanan dan kesejahteraan," kata Ganewati dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Sabtu (16/11/2019).

Baca juga: Komnas HAM: Seolah Semua Jawaban Persoalan Papua Bisa Tuntas dengan Infrastruktur

Ia mencontohkan seperti yang terjadi di salah satu titik perbatasan Indonesia-Malaysia, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. 

Pembangunan infrastruktur selama lima tahun terakhir membuat distribusi barang ke wilayah itu sangat lancar. Kebutuhan pokok masyarakat setempat yang sebelumnya menjadi persoalan pun terpenuhi.

Baca juga: Jokowi: Membangun Infrastruktur untuk Membangun Peradaban

"Kalau dulu, hampir 90 persen barang-barang yang beredar di Sebatik adalah barang Malaysia," ujar dia.

Masuknya barang negara tetangga ke Sebatik itu wajar adanya. Sebab dahulu akses Sebatik dengan kota besar, Tarakan misalnya, baru dapat ditempuh dengan melalui perjalanan air selama empat jam.

Oleh sebab itu, barang yang ada pun lebih banyak didisitribusikan dari Malaysia karena akses yang lebih lancar.

Baca juga: Masih Getol Bangun Infrastruktur, Jokowi Kekurangan Rp 1.435 Triliun

Namun kini, seiring dengan pembangunan infrastruktur, maka perekonomian masyarakat di Sebatik semakin membaik.

"Ada korelasi yang cukup signifikan dalam konteks Sebatik dengan perbaikan infrastruktur bahwa sekarang sudah 65 persen barang-barang itu sudah dari Indonesia," ujar Ganewati.

 

Kompas TV Polisi menangkap seorang pelaku teror penyiraman air keras di wilayah Jakarta Barat. Pelaku ditangkap Jumat (15/11/2019) malam. Satu orang pelaku ditangkap tim gabungan Subdit Jatanras Subdit Resmob Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat. Polisi mengidentifikasi pelaku setelah ia terekam kamera pemantau milik warga. Selain mengambil rekaman kamera pemantau di 3 lokasi berbeda polisi juga meminta keterangan warga sekitar untuk mengetahui identitas pelaku penyiraman cairan kimia terhadap 6 pelajar SMP yang terjadi jumat lalu. Sudah ada 3 kejadian teror penyiraman air keras di Jakarta Barat. Namun polisi belum mengungkap apakah pelaku yang ditangkap merupakan dalang dari ketiga teror penyiraman atau hanya pelaku insiden terakhir yang terjadi jumat lalu. #PenyiramanAirKeras #JakartaBarat #Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com