"Di sinilah muncul tindakan-tindakan intoleransi terhadap sesama," lanjut Gatot.
Baca juga: Ini Wacana Bupati Bantul Cegah Kasus Intoleransi Kembali Terulang di Wilayahnya
Penyebab ketiga, perkembangan media sosial (medsos) yang sangat cepat.
Melalui perkembangan medsos ini, paham intoleran banyak disebarluaskan.
"Kalau dulu orang mengajarkan paham radikal itu melalui cara pertemuan atau cara diskusi. Sekarang menggunakan medsos," katanya.
"Bagaimana orang itu bisa intoleran? Belajar dari medsos. Bagaimana seseorang bisa jadi teroris? Belajar dari medsos."
Menurut Gatot, perkembangan medsis menjadi tantangan bersama semua pihak memerangi intoleransi. Sebab, selain sisi negatif, medsos juga mempunyai sisi positif yang bisa dimanfaatkan.
"Yang negatif inilah yang perlu kita antisipasi, khususnya bagaimana kita membangun toleransi, baik lewat edukasi maupun langkah lain, " tambah Gatot.
Baca juga: Sikap Intoleransi akan Gerus Nilai Kebangsaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.