Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Gebyar Karya Pertiwi 2019, Panglima TNI Bicara Potensi Ekonomi Kreatif

Kompas.com - 15/11/2019, 22:35 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menutup Gebyar Karya Pertiwi 2019 dan Military Attache Spouses Culture dalam rangka memperingati HUT ke-74 TNI.

Dalam agenda yang berlangsung di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta, Jumat (15/11/2019), Panglima berbicara mengenai kekuatan ekonomi kreatif Indonesia.

Ia mengatakan, dari kegiatan tersebut banyak manfaat yang diperoleh.

Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga wawasan yang luas tentang kekayaan budaya tanah air dan kebudayaan negara-negara sahabat.

"Dengan kegiatan ini kita tentu berharap, bahwa ekonomi kreatif Indonesia akan semakin berkembang. Dengan demikian kesejahteraan rakyat juga meningkat," ujar Hadi di Balai Sudirman, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: Bagaimana Nasib Ekonomi Kreatif Ketika Bergabung dengan Pariwisata?

Hadi mengaku bangga dengan setiap pameran budaya maupun pertunjukan kesenian tradisional.

Ia mengungkapkan, pameran tersebut juga selalu disambut antusias di luar negeri.

Menurutnya, itu karena kesenian Indonesia dilandasi dari berbagai nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.

Sehingga sangat menarik untuk dipelajari maupun dinikmati. Ia pun mendorong setiap insan untuk melestarikan budaya Indonesia.

Baca juga: INFOGRAFIK: Angela Tanoesoedibjo, Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Ia mengatakan, teknologi pemasaran digital yang saat ini sedang mengemuka harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para praktisi maupun ekonom kerakyatan.

"Kita ketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta adalah pasar yang sangat potensial. Ekonomi kerakyatan adalah kekuatan yang sangat besar yang dapat membuat indoensia dapat bertahan dari krisis ekonomi," jelasnya.

Ia menambahkan, besarnya jumlah penduduk Indonesia dapat menyerap produksi dalam negeri.

Baca juga: Menpar Wishnutama: Kami Tak akan Mengecilkan Ekonomi Kreatif

Dengan demikian, potensi tersebut akan menjadi kekuatan Indonesia yang dapat mencukupi dirinya sendiri.

"Selanjutnya yang dibutuhkan adalah bagaimana meraih konsumen pasar di seluruh penjuru Indonesia melalui teknik pemasaran yang tepat dan menarik," kata Hadi.

"Selain itu juga dibutuhkan konsistensi, sebab dibutuhkan kualitas dan jaminan mutu. Sehingga konsumen tersebut puas dan kembali untuk berbelanja," sambungnya.

Kompas TV Kementerian digital dan ekonomi kreatif disebut-sebut menjadi nomenklatur baru di Kabinet Kerja Jilid 2. Pelaku <em>e-commerce</em> berharap menteri di bidang digital ini mampu memaksimalkan potensi dagang daring.<br /> <br /> Jika nomenklatur tersebut terbentuk, maka nantinya Tokopedia, sebagai salah satu pelaku usaha daring akan banyak terdampak di kementerian ini. Tokopedia berharap jika kementerian ini nantinya terbentuk, maka tugas untuk membangun infratruktur jaringan internet di luar pulau Jawa akan jadi PR besar kementerian tersebut. #KementerianDiagital #Digital #ECommerce
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com