Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Munas, Golkar Diharapkan Tidak Kembali Terjebak Dualisme

Kompas.com - 15/11/2019, 11:27 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, kompetisi dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar jangan sampai menimbulkan konflik berkepanjangan.

Siti mengingatkan bahwa Partai Golkar pernah memiliki pengalaman perpecahan internal berkepanjangan yang mengakibatkan dualisme kepemimpinan.

"Kalau pelajaran berharganya lalu tidak dimaknai serius dalam suksesi kepemimpinan mendatang, Golkar bisa terjebak dalam konflik yang menguras energi partai, bahkan bisa setback, " ujar Siti saat dijumpai usai menjadi pewawancara calon hakim agung di Gedung Komisi Yudisial, Kamis (14/11/2019).

Sebagai akibat dari perpecahan itu, lahir beberapa partai baru seperti Partai Nasdem dan Partai Berkarya.

Baca juga: Dinamika Jelang Munas Golkar, dari Aklamasi Hingga Potensi Perpecahan

Sehingga, disayangkan jika persaingan memperebutkan kursi ketua umum memberikan dampak serupa.

"Jika tidak mau menjadi partai yang nantinya semakin ramping, biasakan berkontestasi yang sehat di internal," tutur Siti.

Menurut Siti, salah satu cara kontestasi sehat dengan membuka peluang kepada nama-nama yang berpotensi menjadi calon ketua umum dalam musyawarah nasional (munas) mendatang.

Sebab, salah satu bentuk kontestasi yang sehat di internal partai adalah dengan tidak saling meniadakan satu dengan lainnya.

"Artinya untuk munas akan datang sebaiknya memberikan kesempatan sama kepada kader. Kalau ada elite partai lain selain nama-nama yang ada saat ini pun tidak masalah," tuturnya.

Baca juga: Bamsoet Sebut Suara Internal Golkar Belum Sepakat soal Calon Ketum

Kontestasi internal yang sehat pun menurut dia bisa menghindari efek negatif pasca-pemilihan ketua umum.

"Belajar dari yang pengalaman yang lalu agar jangan ketika sudah terpilih ketua umum, tapi menyisakan akibat panjang. Berkompetisilah di munas dengan baik sehingga menang atau kalah sama-sama dapat diterima," ujar dia.

Sebelumnya dalan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar menyepakati munas digelar pada 3 - 5 Desember 2019 di Jakarta.

Rapimnas digelar untuk mendengar aspirasi DPD mengenai calon pimpinan Partai Golkar, yang akan dipilih melalui munas awal mendatang.

Baca juga: Mayoritas Peserta Rapimnas Golkar Dukung Airlangga Lanjutkan Kepemimpinan

Saat rapat belum selesai, beberapa pengurus Partai Golkar lebih dulu meninggalkan tempat, salah satunya Wakil Koordinator Bidang Pratama Golkar Bambang Soesatyo.

"Dinamika di dalam sangat bagus, sangat kodusif dan saya menghargai apa yang disampaikan para ketua DPD I," ujar Bambang di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Kamis malam.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com