Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penarikan Pasukan dari Papua, Brimob Tunggu Instruksi Kapolri

Kompas.com - 15/11/2019, 10:05 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Komandan Korps Brimob Brigjen (Pol) Abdul Rakhman Baso menyebut, penarikan pasukan gabungan TNI-Polri di Papua menunggu perintah Kapolri Jenderal Idham Azis.

Dalam pasukan gabungan tersebut, sebagian di antaranya berasal dari Korps Brimob Polri.

"(Penarikan pasukan) sampai ada perintah dari Pak Kapolri, sampai benar-benar kondusif," ujar Rakhman di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).

Baca juga: Polemik Penarikan Pasukan TNI/Polri dan Krisis Sosial di Nduga...

Rakhman mengatakan, personel Brimob bertugas menjaga di sejumlah wilayah Polsek dan Polres yang dianggap rawan.

Sejauh ini, belum ada perintah penarikan maupun penambahan pasukan.

Brimob hanya menerima perintah agar pasukan tetap siap siaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Rakhman mengatakan, keberadaan pasukan Brimob di Papua bahkan akan disiagakan bukan hanya untuk persiapan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember 2019.

Namun juga untuk agenda nasional lainnya yang diselenggarakan di Papua.

Baca juga: Papua Tuan Rumah Pekan Paralimpik Nasional 2020

"Apalagi di sana menjelang PON 2020. Bisa sampai menjelang PON 2020 karena itu untuk cipta kondisi situasi menjelang PON Papua," kata dia.

Kehadiran pasukan gabungan itu merupakan salah satu strategi untuk menciptakan situasi di Papua agar tetap aman, tertib dan kondusif.

Diketahui, kehadiran pasukan gabungan itu setelah terjadinya aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat. 

 

Kompas TV Tak hanya di Manado dan Bitung, gempa juga dirasakan warga di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. Warga mengungsi di kantor bupati karena khawatir gempa susulan. Belum ada informasi terkait kerusakan. Warga mengungsi lantaran gempa susulan masih cukup kuat dirasakan di wilayah Bolaang Mongondow Timur. Gempa yang juga dirasakan di maluku utara membuat warga mengungsi ke halaman kantor gubernur provinsi Maluku Utara di Sofifi. Sejumlah warga memilih untuk mengungsi di kantor gubernur dan rumah dinas gubernur yang terletak di dataran tinggi.<br /> <br /> BMKG provinsi Maluku Utara mengimbau agar warga tetap tenang dan tidak terpancing isu tidak bertanggungjawab. Di kepulauan Sitaro, aktivitas di pelabuhan Ulu Siau juga sempat terganggu pasca gempa yang terjadi. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan, akibat gempa.<br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com