Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munawir Aziz
Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, Penulis Sejumlah Buku

Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, menulis buku Bapak Tionghoa Nusantara: Gus Dur, Politik Minoritas dan Strategi Kebudayaan (Kompas, 2020) dan Melawan Antisemitisme (forthcoming, 2020).

Islam Indonesia dan Strategi Multi-track Diplomacy

Kompas.com - 14/11/2019, 17:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA akhir September 2019, KH Yahya C Staquf (Gus Yahya) beserta tim bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan.

Gus Yahya didampingi Uskup Pontianak Mgr Agustinus Agus dan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Choli Qoumas pada misi diplomatik itu.

"Misi" kunjungan Gus Yahya—saat ini menjabat Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan anggota Wantimpres sejak Mei 2018—adalah mengundang Paus Fransiskus untuk hadir dalam pertemuan pemimpin agama yang akan digelar di Indonesia pada 2020.

Menurut Gus Yahya, ulama atau tokoh agama haruslah menjadi bagian terdepan dari solusi, sebagai penggerak untuk mencari jalan keluar dari kemelut kemanusiaan yang menjadi tantangan dunia saat ini.

Selain itu, Gus Yahya juga menyampaikan hasil Munas Alim Ulama PBNU kepada Paus Fransiskus.

Munas yang diselenggarakan di Kota Banjar, Jawa Barat, pada 27 Februari 2019–1 Maret 2019 tersebut antara lain memutuskan untuk menghilangkan sebutan kafir bagi warga negara Indonesia yang tidak beragama Islam.

“Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk merekontekstualisasi pemahaman keragaman umat dan bangsa. Hal ini penting dilakukan untuk menghindarkan konflik atas nama agama ke depan,” jelas Gus Yahya.

Keputusan ini penting dan terbilang berani, di tengah komodifikasi agama dalam politik elektoral serta menguatnya politik identitas.

Melawan Intoleransi

Dalam pertemuan dengan Paus Fransiskus dan para pemuka agama Katolik, Gus Yahya membawa misi untuk mengajak para pemimpin agama menyuarakan perdamaian global seraya merancang agenda bersama untuk aksi-aksi mendukung toleransi.

Menurut Gus Yahya, pemimpin dan rakyat Indonesia harus mengambil sikap sebagai perlawanan terhadap tindakan intoleran yang memecah belah persatuan bangsa.

Ternyata, toleransi saja tidak cukup. Wacana perdamaian semata tidak menghasilkan solusi komprehensif.

Harus ada langkah strategis, terencana dan berkesinambungan untuk melanggengkan perdamaian dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan.

“Kita tidak boleh menoleh ke belakang. Terlalu banyak alasan yang bisa membuat semua umat beragama terlibat dalam konflik," ungkap Gus Yahya.

Jika terus menoleh ke belakang, lanjut Gus Yahya, Perang Salib selama ratusan tahun telah membuat umat Islam dan Kristen punya banyak alasan untuk saling membenci.

“Selama ini kita lebih banyak diam serta melawannya dengan wacana toleransi dan mengedepankan cinta kasih atau rahmah dalam bahasa Islam. Hal itu teryata tidak cukup. Saatnya kita melawan (intoleransi) dan bergerak bersama-sama,” terang Gus Yahya, di hadapan rohaniawan Katolik di Kedutaan Besar RI di Roma, Italia, Kamis (26/9/2019), seperti dilansir Kompas.id pada Kamis (17/10/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com