JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta masyarakat tidak menganggap polisi lengah atas terjadinya teror bom di Polresta Medan.
Menurut dia, pengamanan di kantor kepolisian memang tidak dilakukan secara ketat demi kenyamanan masyarakat.
"Kemarin itu memang biasa kantor polisi itu kan tidak seketat kantornya TNI. Karena kantor polisi itu kan melayani rakyat. Sehingga rakyat ini kan bebas. Nah kebebasan itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab," kata Edy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Menyusup di Antara Pemohon SKCK
"Bukan berarti si polisi ini lengah. Kan tidak begitu. Kan orang harus nyaman masuk ke kantor polisi," sambung mantan Panglima Kodam I/Bukit Barisan ini.
Edy berharap ke depannya ada evaluasi yang membuat sistem keamanan di kantor kepolisian lebih ketat demi mencegah aksi terorisme terulang. Namun di sisi lain kenyamanan masyarakat saat datang ke kantor polisi juga harus tetap diperhatikan.
"Ke depan mungkin akan kita perhatikan, kita evaluasi, boleh kebebasan, tapi tidak boleh juga melakukan hal-hal yang tidak baik," kata dia.
Edy menegaskan sebagai gubernur Sumut, ia tidak mentolerir aksi terorisme. Negara, kata dia, tak boleh kalah dengan teroris.
"Kita akan lakukan, kita akan cari, kita akan selidiki, dan kita hentikan. Kepada seluruh masyarakat pelajari benar, ketahui benar dan tenang menghadapi hal itu, serahkan kepada ahlinya," ujar dia.
Diberitakan, seorang pria yang mengenakan jaket berlogo ojek online melakukan bom bunuh diri di halaman Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi. Pelaku diketahui meninggal dunia di tempat dengan kondisi mengenaskan.
Baca juga: 4 Polisi yang Jadi Korban Ledakan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Akan Mendapat Penghargaan
Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan. Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, adapun seorang lainnya masyarakat biasa.
Berdasarkan hasil olah TKP, tim berhasil mengidentifikasi identitas pelaku. Pria berjaket ojek online yang meledakan diri berinisial RMN, usia 24 tahun.
RMN yang berstatus pelajar/ mahasiswa lahir di Kota Medan, 11 Agustus 1995. Berdasarkan data catatan kependudukan, RMN tinggal di bilangan Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.