Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Golkar Nilai Wajar Bamsoet dan Airlangga Bersaing Keras Jadi Ketum

Kompas.com - 14/11/2019, 12:42 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar, Azis Syamsuddin mengatakan, persaingan antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam memperebutkan kursi ketua umum sangat wajar terjadi.

Menurut dia, baik Airlangga maupun Bamsoet sebenarnya sudah memiliki peran masing-masing.

Dengan demikian, Azis heran jika ada yang menyebut persaingan itu sebagai aksi saling sikut.

"Apanya yang disikut? Pak Bambang di MPR dan Pak Airlangga di kementerian," ujar Azis usah menghadiri wawancara seleksi hakim agung di Komisi Yudisial, Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).

"Saya harus tahu apanya obyek yang disikut? Yang disikut siapa, yang menyikut siapa?," ucap Wakil Ketua DPR ini. 

Baca juga: Aklamasi Terjadi Bila Airlangga Didukung Mayoritas Kader Golkar

Namun, Azis Syamsuddin menegaskan bahwa untuk perebutan kursi ketua umum Partai Golkar memang merupakan sebuah kompetisi.

Sehingga, wajar jika kedua tokoh tampak berusaha keras.

"Ya wajarlah namanya kompetisi ketat, hakim juga kompetisinya ketat. Kalo enggak kompetisi, ya (namanya) musyawarah mufakat," tutur Azis.

"Ya wajarlah itu, kalau takut tenggelam jangan berenang," kata Ketua Koordinator Bidang Perekonomian Partai Golkar itu.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid berharap semua kader Partai Golkar menjaga soliditas dan kebersamaan menjelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 14 dan 15 November 2019 di Jakarta.

Baca juga: Sekjen Golkar: Kalau Pemilihan Ketum Voting Pasti Pecah

Salah satu agenda rapimnas tersebut adalah menyiapkan materi Munas Partai Golkar yang akan digelar awal Desember mendatang.

Meutya Hafid yang juga Ketua Komisi I DPR itu beranggapan segala perbedaan pandangan sebaiknya diselesaikan dengan cara musyawarah, termasuk juga dalam Munas Partai Golkar.

Adapun pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2019-2024 merupakan satu dari sekian agenda Munas Partai Golkar.

“Hasil Munas nanti harus menjadi pemersatu kader untuk bersama-sama berkarya demi kemajuan Golkar. Untuk itu pentingnya memelihara semangat musyawarah dan mufakat, dan tentunya saya berharap munas pada Desember ini bisa tercapai kata mufakat” kata Meutya dalam pernyataan tertulis, Rabu (13/11/2019).

Ia mengimbau, jangan sampai ada konflik di antara kader partai yang berpotensi mengancam kesolidan Partai Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com