JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional 2019 pada 14-16 November 2019 di hotel Bidakara, Jakarta.
Rakornas tersebut akan dihadiri oleh seluruh pengurus PKS dari tingkat pusat hingga daerah se-Indonesia.
Juru Bicara PKS Ahmad Fathul Bari mengatakan, melalui Rakornas tersebut, partainya akan menegaskan sikap politiknya sebagai oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo selama lima tahun ke depan.
"Rakornas 2019 juga akan kami jadikan momentum penegasan dan pengukuhan sikap oposisi PKS", ujar Fathul melalui keterangan tertulisnya, Kamis (14/11/2019).
Baca juga: Sandiaga Klaim PKS Akan Putuskan Cawagub DKI dari 4 Nama yang Diajukan Gerindra
Momentum "pelukan kebangsaan" yang terjadi antara Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Jokowi, tidak mengubah sikap PKS untuk tetap menjalankan peran sebagai partai oposisi.
Fathul tidak memungkiri adanya anggapan dari sejumlah pihak yang mempertanyakan konsistensi PKS.
Tidak sedikit yang menilai momen "pelukan kebangsaan" itu menjadi sinyal perubahan sikap PKS.
"Walau kemarin Presiden PKS sempat berpelukan dengan Presiden Jokowi dan Surya Paloh yang notabene merupakan rival politik kami, tapi hal itu tidak mengubah sikap kami untuk tetap berada di luar pemerintahan," ucap Fathul.
Baca juga: Akui Cemburu dengan Presiden PKS, Jokowi Peluk Erat Surya Paloh di Kongres Nasdem
"Walau pelukan, tapi tetap oposisi," lanjut dia.
Selain agenda pernyataan resmi sikap politik, PKS juga akan menggelar koordinasi di berbagai bidang terkait Pemilu 2024 dan Pilkada serentak 2020.
Menurut jadwal Rakornas akan dibuka oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Sekjen PKS Mustafa Kamal.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan direncanakan hadir pada saat pembukaan.