"Sementara tadi ungkapan dari hasil sidik jari dikuatkan lagi dengan DNA yang ditemukan pelaku dengan kedua orangtua pelaku," tutur Brigjen Dedi.
Baca juga: Bom di Polrestabes Medan, Ketika Ojek Online Jadi Modus Terorisme
Aksi bom bunuh diri yang dilakukan RMN membuat orang-orang di lingkungan tempat tinggal kedua orangtuanya terkejut.
Selama ini, RMN dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah bermasalah dengan orang lain.
"Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik. tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah," ujar salah seorang tetangga bernama Wandah.
RMN juga dikenal aktif di masjid. Apabila ada acara keagamaan, ia pasti aktif membantunya.
Ia bercerita, RMN lahir di rumah kedua orangtuanya tersebut. Kemudian, mereka sempat pindah ke Aceh.
Namun, setelah Aceh dilanda tsunami, mereka sekluarga kembali ke rumah tersebut.
Baca juga: Polda Jateng Imbau Masyarakat Tidak Sebarkan Foto dan Video Bom Bunuh Diri
Ketua Lingkungan IV Nardi menambahkan, RNM sehari-hari memang bekerja sebagai ojek onlina. RMN juga dikenal sebagai pedagang bakso bakar.
Nardi pun termasuk orang yang terkejut dengan aksi bom bunuh diri yang dilakukan RMN.
"Dia rajin shalat. Orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga, berubah sikap jadi seperti ini," ujar Nardi.
Kini, polisi masih mengidentifikasi rangkaian bom yang melekat pada RMN. Identifikasi ini dipimpin tim Puslabfor Polda Sumut.
Baca juga: Pasca-Bom Medan, Kemenhub Perketat Pengamanan di Bandara
"Masih diuji dulu laboraturium forensik, apakah itu jenisnya high explosive atau low explosive," ujar Dedi.
Selain itu, penyelidikan dilakukan ke arah asal jaringan pelaku. Polisi ingin mengetahui apakah RMN beraksi seorang diri atau digerakkan oleh kelompok teroris.
Sejauh ini, polisi masih mengidentifikasi RMN bergerak sendiri dan tidak ditemukan keterkaitan dengan kelompok teroris yang ada di Indonesia.
"Akan dilakukan pengembangan, apakah pelaku bagian dari jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah) atau bukan," kata Dedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.