Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Partai Pancasilais, Sindiran Surya Paloh hingga Respons PDI-P

Kompas.com - 11/11/2019, 14:49 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menyinggung partai politik yang kerap menganggap diri pancasilais, namun dalam praktiknya justru mengesampingkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Menurut Surya Paloh, salah satu nilai luhur Pancasila adalah merangkul semua golongan.

Menurut dia, rangkulan juga perlu diberikan untuk partai politik yang berada di luar pemerintahan saat ini, yang bertugas memberikan kritik konstruktif demi jalannya negara yang berdemokrasi.

"Pancasila sebagai pegangan kita. Tapi kita tidak laksanakan itu. Ngakunya partai nasionalis, partai yang pancasilais. Ya buktikan saja di rakyat yang membutuhkan pembuktian partai mana yang paling menanamkan nilai-nilai Pancasila," kata Surya saat membuka Kongres II Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/11/2019).

Baca juga: Surya Paloh Sindir Parpol yang Ngaku Pancasilais tetapi Ajak Kelahi

Surya tak menjelaskan secara detail terkait ciri-ciri partai nasionalis yang selama ini selalu mengedepankan propaganda sinis di dalam membangun hubungan dengan partai politik lain.

Bos Media Group ini juga tidak menyebut partai mana yang dimaksud.

Meski demikian, menurut politikus PDI-P Hendrawan Supratikno, kritik yang dilontarkan Ketua Umum Partai Nasdem itu perlu dijadikan sebagai pengingat dalam menjalankan praktik demokrasi yang sehat.

PDI-P, menurut Hendrawan, juga tidak merasa menjadi pihak yang dituding.

"Apa yang disampaikan (Surya Paloh) bukan bersifat tuduhan. Tetapi lebih merupakan rambu-rambu. Misalnya, jangan ada partai yang nasionalis tetapi inginnya berkelahi, itu lebih pada rambu-rambu untuk demokrasi yang sehat," kata Hendrawan saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Sindir Parpol yang Ngaku Pancasilais, Surya Paloh Disebut Terlalu Emosional

Hendrawan menambahkan, apa yang disampaikan Surya lebih kepada hal-hal yang bersifat normatif sekaligus harapan terhadap perpolitikan di Indonesia agar lebih beradab.

Hal itu juga sering disampaikan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam setiap kegiatan.

Baca juga: Pasca Pidato soal Partai Pancasilais, Surya Paloh: Nasdem dan PDI-P Sahabat

Tak perlu sinis

Di lain pihak, Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago meminta, agar pernyataan Surya di dalam Kongres II Nasdem tak dikaitkan secara sinis dengan partai politik tertentu.

"Kalau merasa pancasilais jangan sinis, iya dong. Pancasila enggak boleh sinis, kan gotong royong," ucapnya.

Sementara itu, Surya Paloh memastikan bahwa hubungan antara Nasdem dan PDI-P hingga saat ini masih berjalan baik. Ia pun meyakini, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tak akan tersinggung dengan pidatonya.

"Enggak (tersinggung PDI-P), PDI-P kan sahabat. Kita bersahabat dengan semuanya, untuk apa saling menyinggung, salah lagi kita," singkat Surya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Rakhmat Nur Hakim, Haryanti Puspa Sari, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com