JAKARTA, KOMPAS.com - Jenderal (Pol) Idham Azis telah resmi menerima mandat kepemimpinan sebagai Kepala Polri (Kapolri) dari pendahulunya, Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian.
Seperti diketahui, Tito melepaskan jabatan serta kepangkatannya di Polri lantaran mendapatkan tugas sebagai Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Indonesia Maju.
Upacara serah terima sekaligus pisah sambut dilaksanakan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/11/2019).
Idham yang biasanya terlihat serius tampak berkelakar saat memberikan sambutan di acara ramah tamah.
Ini merupakan sambutan yang kedua setelah sebelumnya ia memberikan pidato di upacara serah terima panji-panji Polri.
Di awal sambutannya, Idham kembali menceritakan pengalamannya ketika ditunjuk sebagai Kapolri.
Idham mengaku gemetar seusai diberi tahu mengenai tugas barunya tersebut.
Padahal, mantan kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ini mengatakan dia tidak takut ketika harus menangkap terduga teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
Santoso adalah DPO teroris yang diburu tim gabungan Polri dan TNI di Poso, Sulawesi Tengah. Santoso akhirnya tewas seusai baku tembak dengan aparat pada Juli 2016.
"Saya ditelepon ajudan (Presiden Joko Widodo), lalu orang pertama yang saya telepon Bapak Kapolri (Tito)," ujar Idham.
Lalu, Idham bertemu langsung dengan Tito dan mengaku agak kaget setelah ditelepon Istana. Padahal, dia tidak pernah sebegitu gugup saat menjalankan tugas sebagai polisi.
"Saya bilang, saya nangkap Santoso berbulan-bulan saya tidak takut, tapi beliau (Tito) langsung tarik saya sembahyang lohor (zuhur) karena saya gemetar, saya untuk hadapi teror saya tidak gemetar, itu boleh tanya sama beliau pada hari Selasa (29/10/2019)," kata Idham.
Ia pun mengaku awalnya tidak mengetahui bahwa dirinya akan ditunjuk sebagai Kapolri menggantikan Tito.
Seusai bertemu Tito, Idham menuju Istana menemui Presiden Jokowi. Di Istana, Presiden Jokowi bertanya kapan Idham pensiun. Mantan Kapolda Metro Jaya ini menjawab akan lepas tugas pada 1 Februari 2021.
Idham pun mengaku sempat terdiam cukup lama sebelum menjawab kesediaannya menjadi Kapolri.
Baca juga: Cerita Idham Azis, Tak Gentar Hadapi Teroris, tetapi Gemetar Usai Diberitahu Jadi Kapolri