Untuk membangun patung tersebut, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 12 juta. Biaya tersebut di luar biaya pembangunan tiang penyangga.
Pemerintah kemudian menggelontorkan uang muka Rp 5 juta untuk pembangunannya. Sementara Soekarno merogoh kocek Rp 1 juta dari kantong pribadinya.
Edhi kemudian memulai pembangunan patung tersebut dengan merogoh kocek pribadinya termasuk hutang kepada bank dan pemilik perunggu.
Namun, peristiwa Gerakan 30 September 1965 berimbas pada tertundanya pemasangan patung pada tiang penyangga.
Baca juga: Balada Tiang Penyangga Patung Pancoran...
Tiang penyangga dan potongan-potongan patung yang siap dirangkai pun mangkrak. Sekitar tahun 1970, Soekarno menanyakan nasib pembangunan patung tersebut.
Kepada Soekarno, Edhi bercerita bila dirinya kehabisan uang. Bahkan, utangnya pun belum terbayar dan rumahnya disegel.
Mendengar cerita itu, Soekarno kemudian menjual mobilnya. Uang sebesar Rp 1,75 juta hasil penjualan mobil kemudian diserahkan kepada Edhi untuk merampungkan pemasangannya.