JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, mengingatkan seluruh kader Partai Golkar untuk mengutamakan musyawarah dalam menentukan Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024.
Adapun rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang digelar Rabu (5/11/2019) memutuskan beberapa hal, di antaranya yakni musyawarah nasional (munas) akan digelar 4 hingga 6 Desember 2019 di Jakarta.
Salah satu agenda munas tersebut adalah pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.
“Aklamasi juga merupakan cara menentukan keputusan yang sah apabila disetujui seluruh peserta munas,” kata Agung usai perayaan ulang tahun ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Kamis (6/11/2019).
Baca juga: Munas Golkar, Peluang Airlangga Kembali Pimpin Golkar Makin Kuat
Menurut Agung, Airlangga Hartarto merupakan sosok yang tepat untuk kembali memimpin Golkar. Ia menilai kinerja Airlangga mampu membawa Golkar memperoleh suara yang signifikan dalam pemilu legislatif 2019.
Selain itu, Airlangga yang saat ini menjabat Menko Perekonomian juga dinilai memiliki kecakapan dalam pemerintahan.
Keunggulan Airlangga tersebut, kata dia, secara tersirat disampaikan Presiden RI Joko Widodo saat pidato dalam perayaan ulang tahun Golkar.
Apalagi, ia melanjutkan, Presiden Jokowi menganggap Partai Golkar adalah tulang punggung pemerintah saat ini.
Baca juga: HUT ke-55, Partai Golkar Undang Presiden Jokowi
Oleh karena itu, seluruh kader Golkar mesti menjaga soliditas dan komitmen yang telah disepakati.
“Seperti kata Presiden Jokowi, apabila terjadi goncangan sedikit saja di Partai Golkar maka akan berdampak pada pemerintahan,” ujar Agung.
Kelancaran proses Munas Golkar Desember mendatang, ia melanjutkan, menjadi batu pijakan bagi Golkar untuk menentukan kesuksesan perolehan suara pada pemilu 2024.
“Kalau munas bisa memilih ketua umum secara aklamasi, tentu menjadi langkah baik untuk menguatkan soliditas Partai Golkar. Dan ini menjadi kunci bagi Golkar dalam memenangkan pemilu legislatif 2024,” kata dia.
Ia berharap, perolehan suara Golkar dalam pemilu legislatif 2024 jauh lebih baik dibanding 2019.
Dengan begitu, Golkar bisa mengajukan kadernya sebagai calon presiden pada pemilu presiden 5 tahun mendatang.
“Saya berharap Golkar bisa mencalonkan kadernya sendiri untuk maju sebagai capres 2024,” ucapnya.