Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Maju Jadi Caketum Golkar, Bamsoet Diingatkan soal Dukungannya terhadap Airlangga

Kompas.com - 04/11/2019, 14:25 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengaku belum tahu persis soal rencana Wakil Koordinator Bidang Pratama Golkar Bambang Soesatyo, mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar periode selanjutnya.

Namun demikian, Doli menyebut, sebelumnya Bambang pernah membuat pernyataan yang pada intinya mendukung Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, untuk kembali memimpin partai berlambang beringin itu di periode depan.

Pernyataan Bambang tersebut, menurut Doli, juga disaksikan oleh masyarakat luas.

"Yang saya tahu dan saya kira kita melihat semua di televisi dan media, Pak Bamsoet (Bambang Soesatyo) menyatakan akan mendukung Pak Airlangga pada musyawarah nasional 2019," kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Baca juga: Sempat Beri Sinyal Mundur, Bamsoet Disebut Bakal Maju Lagi Jadi Calon Ketum Golkar

Bambang Soesatyo sebelumnya memang disebut-sebut bakal menjadi pesaing Airlangga Hartarto menjadi calon Ketua Umum Golkar.

Namun, pada awal Oktober kemarin, Bambang terpilih sebagai Ketua MPR RI yang diusulkan oleh Golkar.

Pengusulan nama Bambang sebagai pimpinan MPR itu pun disinyalir sebagai kesepakatan politik internal Golkar, supaya Bambang tak lagi maju sebagai calon Ketua Umum Golkar.

Baca juga: Soal Rebutan Kursi Ketum Golkar, Bamsoet: Tak Ada Lagi Persaingan

Mengenai hal itu, Doli mengaku tak tahu persis. Jika pun ada kesepakatan tertulis, Airlangga dan Bambang lah yang mengetahuinya.

"Saya tidak mengetahui persis perjanjiannya seperti apa karena itu yang mengetahui kan Pak Airlangga dan Bamsoet," ujar Doli.

Doli kemudian menambahkan bahwa partainya pernah mengalami perpecahan di awal tahun 2015. Selama 2014 hingga 2019 pun, Golkar mengalami tahun-tahun yang sulit.

Menurut Doli, sekarang bukan saatnya kembali mengulang perpecahan itu, tetapi justru mempererat persatuan Golkar.

"Jangan lagi membuat langkah-langkah yang pada akhirnya bisa mengundang perpecahan dan pada akhirnya akan merugikan Golkar sendiri," kata Doli.

Baca juga: Bamsoet Dahulukan Konsolidasi Internal daripada Rivalitas Ketum Golkar

Sebelumnya, Ketua Pemenangan Pemilu Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan, Ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo akan maju menjadi calon ketua umum (caketum) Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) bulan Desember 2019 mendatang.

Nusron mengatakan, Bambang maju menjadi caketum atas permintaan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar tingkat 1 dan 2.

"Pak Bamsoet hanya menjalankan amanah dari DPD 1 dan dan DPD 2, amanat DPD 1 dan DPD 2 meminta pak Bamsoet maju (jadi Caketum). Enggak mungkin (mundur). Sebagai kader, itu mengingkari dan mengkhianati desakan dan keinginan serta amanat dari kader di tingkat bawah, apalagi kader di tingkat bawah itu sah terhadap masa depan partai," kata Nusron di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Kompas TV Senin, 1 Juli 2019 Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut Airlangga membawa 34 ketua DPD Partai Golkar se-Indonesia dan menyatakan komitmen mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Selain itu pertemuan juga membicarakan rencana Munas Golkar dengan sang presiden. Isu perebutan kursi ketua umum menyeruak beberapa hari belakangan ini seiring dengan rencana Munas Golkar yang akan diselenggarakan pada Desember mendatang. Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo bahkan tengah mempertimbangkan akan menjadi penantang Airlangga Hartarto dalam bursa calon ketua umum. Dia pun menyatakan telah menerima dukungan dari sejumlah DPD. #KetuaUmumGolkar #AirlanggaHartarto #BambangSoesatyo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com