JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengimbau, seluruh elemen masyarakat tak terburu-buru berpresepsi negatif terhadap rencana menghidupkan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara ( GBHN).
Sebab, kata Bambang, GBHN dihidupkan untuk menjaga dan memperkuat kesatuan dan kebinekaan bangsa dari perubahan zaman.
"Sejatinya, GBHN merefleksikan kearifan negara melihat dan membaca kebutuhan sekarang dan tantangan di masa depan yang akan dihadapi generasi muda," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (4/11/2019).
Baca juga: Mengembalikan GBHN Dinilai Bisa Menyandera Sistem Presidensial
Bambang mengatakan, esensi GBHN adalah menyepakati kehendak dan cita-cita yang ingin diwujudkan bangsa Indonesia dalam jangka waktu yang panjang.
Oleh karena itu, kata dia, GBHN harus bersumber dari pemikiran, perhitungan dan penetapan target melalui DPR dan MPR.
"Dengan berproses seperti itu, menjadi jelas bahwa GBHN itu bukan gagasan atau kehendak personal, dan bukan pula interes kelompok," ujarnya.
Bambang mengimbau, masyarakat tidak berpresepsi bahwa menghidupkan GBHN untuk menjadikan MPR sebagai lembaga tertinggi. Politisi Golkar itu menegaskan, urgensi menghadirkan kembali GBHN tidak sesederhana itu.
"GBHN tak lebih dari sebuah dokumen yang menetapkan arah dan tujuan masa depan bangsa. Hampir semua bangsa memiliki dokumen serupa GBHN, karena setiap bangsa punya cita-cita dan target," tuturnya.
Bambang mencontohkan, China) berhasil melakukan lompatan besar berkat adanya Gaige Kaifang (reformasi dan keterbukaan). Menurut Bambang, Gaige Kaifang bisa disebut serupa GBHN.
Baca juga: Ketum ICMI Setuju GBHN Dihidupkan Kembali
"Tiongkok kini telah berubah menjadi kekuatan yang menentukan geopolitik dan arah perekonomian global," ucap dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan