Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pertemuan Nasdem-PKS Tak Perlu Dimaknai Kekuatan Politik Baru

Kompas.com - 01/11/2019, 11:17 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan, pertemuan elite politik antar partai tak perlu buru-buru dimaknai sebagai kekuatan politik baru.

Hal tersebut disampaikan Pangi menyusul pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman pada Rabu (30/10/2019) lalu.

"Pertemuan elite politik partai Nasdem dan sedang menunjukkan kedewasaan berpolitik meski berada pada kutub politik yang berbeda. Ini jangan buru-buru dimaknai sebagai upaya membentuk poros kekuatan politik baru untuk kepentingan politik jangka pendek," terang Pangi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/11/2019).

Baca juga: Pengamat: Nasdem Ngambek Politik, Tak Puas terhadap Susunan Kabinet

Pangi mengatakan, silaturahmi elite politik sudah semestinya dilakukan untuk mencegah terjadinya kebuntuan politik.

Pertemuan seperti itu, kata dia, justru sangat dibutuhkan untuk meredakan ketegangan di tingkat akar rumput (grassroot) yang terjadi selama pemilihan umum (pemilu) lalu.

"Kader dan simpatisan membutuhkan contoh langsung dari para elitenya, bagaimana harus bersikap pasca kompetisi. Kedewasaan politik harus diaplikasikan dan persatuan harus diutamakan," kata dia.

Baca juga: Lakukan Manuver, Nasdem Dinilai Tak Puas dengan Susunan Kabinet Jokowi

Apalagi, kata dian tradisi membangun suasan sportivitas dalam politik dengan silaturahmi seperti ini sebelumnya sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan lawannya kala itu, Prabowo Subianto.

Pangi mengatakan, mereka tahu kapan saatnya berkompetisi dan bersatu.

"Jadi tradisi sportivitas sangat dibutuhkan, kalau ingin bergabung atau beroposisi itu sah-sah saja, tapi jangan bikin rusuh," kata dia.

Baca juga: Manuver Partai Nasdem, Politik Dua Kaki, dan Sinyal Koalisi Jokowi-Maruf yang Mulai Rapuh...

Elite politik tidak boleh lelah untuk terus mengedukasi masyarakat, bahwa kontestasi elektoral dalam pilpres ini bukan pertarungan hidup dan mati, keterbelahan publik dalam pilpres tidak boleh berlanjut menganggu persatuan membangun bangsa bersama.

Dalam persfektif ini pertemuan elite politik justru menjadi hal yang lumrah dan wajar-wajar saja.

Diketahui, pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman saat itu berlangsung dengan akrab.

Hasil pertemuan tersebut juga menyatakan tiga hal.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Nasdem Jadi Oposisi?

Pertama, kedua partai sepakat untuk memperkuat check and balance atau fungsi pengawasan terhadap pemerintah di DPR.

Kedua, Nasden dan PKS sepakat menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Ketiga, mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, yakni antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agana dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.

Kompas TV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan angkat bicara terkait pertemuan ketua umum Partai Nasdem dan Presiden PKS Sohibul Ima, Kamis (31/10).<br /> PDI-P mengingatkan agar partai politik yang masuk koalisi pendukung pemerintah untuk menjaga etika politiknya. PDI-P tidak mempermasalahkan jika rekan koalisinya, Nasdem ingin bersilahturahmi dengan partai yang saat ini menjadi oposisi PKS.<br /> Namun, PDI-P mengingatkan agar Nasdem tetap menjaga etika politik di hadapan publik dengan tidak bermain politik dua kaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com