Sarwo Edhy menjelaskan, pihaknya sudah melakukan upaya ground check di luar SK.ATR/BPN.2018. Ground check dilakukan dengan metode AVENZA MAP dengan sistem titik kordinat di 333 titik. Hasilnya, diperoleh tambahan LBS seluas 113.926 hektare. Hasil tersebut sudah dikirim dan disetujui oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Sementara itu, ground check dengan metode Collector for ArcGIS/ sistem POLYGON, diperoleh tambahan LBS seluas 139.580,2 hektare yang dapat langsung diakses BIG, cetak sawah baru tahun 2015-2018 seluas 219.146,74 hektare, dan cetak sawah baru pada 2019 seluas 6.000 hektar.
"Dengan jumlah total cetak sawah seluas 225.146,74 hektar ditambah hasil ground check, maka potensi penambahan LBS seluas 478.652,94 hektar," papar Sarwo Edhy.
Pelaksanaan verifikasi lahan baku sawah ini akan dilakukan juga pelatihan pemanfaatan aplikasi Collector for ArcGIS bagi petugas pusat. Selanjutnya, akan dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan tingkat provinsi untuk petugas tingkat kecamatan.
Terkait pengalokasian pupuk bersubsidi, Kementan meminta Dinas Pertanian Kabupaten untuk tidak mengalokasikan pupuk di wilayah-wilayah yang dianggap tidak ada luas baku lahan oleh ATR/BPN.
"Kementan tidak mengalokasikan karena memang berdasarkan data ATR/BPN. Dan untuk revisi kebutuhan pupuk akan direvisi sampai luas baku lahan ini clear," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.