Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Duga Penembak dalam Kerusuhan 21-23 Mei Orang Terlatih dan Terorganisir

Kompas.com - 29/10/2019, 14:27 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menduga penembak korban tewas dalam kerusuhan 21-23 Mei 2019 merupakan orang terlatih dan terorganisir.

"Kami hanya memberi indikasi bahwa yang melakukan penembakan itu terlatih dan terorganisir. Kenapa terlatih karena tidak semua orang bisa menggunakan senjata," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara kepada wartawan di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Baca juga: Rekomendasi Komnas HAM untuk Pemerintah terkait Kerusuhan 21-22 Mei

Beka menuturkan, dugaan penembak merupakan seseorang yang mahir terlihat dari bekas luka tembak pada tubuh korban yang terletak di titik-titik vital.

"Ada yang tembus di bawah ketiak, di dada, di leher. Artinya tidak semua orang bisa menggunakan senjata terus mengarah pada organ vital," ujar Beka.

Selain itu, Komnas HAM juga menduga penembakan dilakukan secara teroganisir karena lokasi jatuhnya korban tewas berada di tempat yang berjauhan sedangkan peristiwa penembakan diyakini berada di waktu yang bersamaan.

"Artinya tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja, lebih dari satu orang. Kalau lebih dari satu orang artinya terorganisir," kata Beka.

Baca juga: Ini Temuan Komnas HAM atas Kerusuhan 21-22 Mei di Jakarta...

Namun demikian, Beka menyatakan bahwa Komnas HAM tidak memiliki wewenang untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut.

Beka mengatakan, Komnas HAM telah menyerahkan temuan tersebut kepada Kepolisian dan Presiden Joko Widodo untuk ditindak lebih lanjut.

Komnas HAM pun meminta Polri mengusut peristiwa itu hingga ke dalang-dalangnya.

"Ini sudah ada sepuluh korban meninggal. Belum kita hitung yang luka-luka, harus ada penjelasan bagaimana perjuangan dan keadilannya," kata Beka.

Baca juga: Andri Bibir, Terdakwa Kerusuhan 21-22 Mei Divonis 4 Bulan 10 Hari Penjara

Sebelumnya, dalam hasil tim pencari fakta internalnya, Komnas HAM menemukan ada 10 orang yang menjadi korban kerusuhan 21-22 Mei.

Sembilan orang di antaranya diduga karena tertembak peluru tajam dan satu orang lainnya karena kekerasan benda tumpul.

Komnas HAM juga menemukan, 4 dari 10 korban kerusuhan merupakan anak-anak. Selain itu, ada juga dugaan kekerasan yang dilakukan polisi dalam menangani aksi massa.

Kompas TV Bagaimana penanganan dan proses hukum yang terjadi atas kerusuhan Mei lalu? Beberapa fakta pasca kerusuhan Mei, dimana massa perusuh muncul menggunakan ambulans dengan tujuan mericuhkan suasana unjuk rasa damai. Tidak hanya itu, pergerakan massa perusuh ini pun dilengkapi senjata tajam dan meluas ke daerah di sekitaran Jakarta Pusat. Jurnalis KompasTV Aiman Witjaksono bertemu dengan Karopenmas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo dan pakar intelijen yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Soleman Ponto. Apa yang mereka utarakan terkait penanganan kerusuhan dan apakah investigasi kerusuhan ini menemukan dalang di balik peristiwa kerusuhan 21-22 Mei? Saksikan Program AIMAN dalam episode <em>&ldquo;Mengungkap Drama &amp; Peristiwa 2019&rdquo;</em> bagian kelima. #AIMAN #Pemilu #Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

Nasional
Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Nasional
Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Nasional
Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com