Meski jagonnya Jokowi-Ma'ruf Amin menang di pilpres, suara Hanura pun terjun bebas di pemilu legislatif.
Semula meraih 6.579.498 suara (5,26 persen) di 2014, Hanura hanya meraih 2.161.507 suara (1,54 persen) pada 2019. Akibatnya Hanura tak lolos ke DPR RI karena tak melewati ambang batas.
Terbuang dari Kabinet
Sudah tak mendapat kursi DPR, Hanura juga harus menelan pil pahit karena tak mendapatkan jatah menteri atau pun wakil menteri.
Padahal, Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia yang sama-sama tak lolos ke parlemen bersama Hanura tetap mendapat jatah satu wakil menteri.
Baca juga: Bertemu Jokowi, OSO Sodorkan 40 Kader Hanura Sebagai Menteri
Saat dikonfimasi, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman tak menjelaskan apa yang menjadi penyebab Hanura kali ini tak mendapat jatah menteri.
Ia hanya menegaskan bahwa pemilihan menteri atau wakil menteri adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden.
Ia juga memastikan Presiden tak akan menambah jumlah wakil menteri yang saat ini sudah diumumkan berjumlah 12 orang.
"Pak Jokowi dengan hak beliau cukup. Cukup (tak ada penambahan wakil menteri lagi)," kata Fadjroel saat ditemui di Istana, pekan lalu.
Baca juga: Minta Maaf soal Kabinet, Jokowi Dinilai Tunjukkan Kerendahan Hati
Jokowi sendiri sudah meminta maaf kepada para pendukungnya yang tidak terakomodasi masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju.
Jokowi menyampaikan hal tesebut saat Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Dalam acara itu, OSO yang juga kader Pemuda Pancasila ikut hadir.
"Mungkin sebagian yang hadir ada yang kecewa. Mohon maaf tak bisa mengakomodasi semuanya," kata Jokowi.
Baca juga: Di Depan OSO, Jokowi Minta Maaf soal Susunan Kabinet
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura, Bona Simanjutak, menyampaikan kekecewaan lantaran tak ada kadernya yang ditunjuk sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Padahal Hanura merasa sudah berdarah-darah mendukung Jokowi-Ma'ruf, bahkan sampai harus kehilangan kursi di DPR
"Kalau istilah Pak Erick Thohir berkeringat, kami berdarah-darah (saat pilpres)," ujar Bona dalam diskusi bertajuk 'Kabinet Bikin kaget' di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
"Gerakan (kader Hanura) cukup masif saat Jokowi berkampanye. Tetapi dalam perjalanan kami memang harus berkorban sehingga tak ada lagi kursi di parlemen," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.