JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengingatkan para orangtua untuk tak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak.
Seto mengatakan, anak-anak seharusnya dididik dengan penuh kasih sayang, tanpa adanya "main tangan".
"Kami melakukan kampanye, seminar keliling, datang ke RT RT memberikan wawasan kepada keluarga untuk bagaimana mendidik anak. Mendidik anak dengan kekuatan cinta, bukan dengan kekuatan kekerasan," kata Seto di kantor LPAI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2019).
Baca juga: Kak Seto Berharap Nadiem Bikin Sistem Pendidikan Ramah Anak
Menurut Seto, mendidik anak menggunakan kekerasan akan berpengaruh pada memori dan psikologi mereka.
Pengalaman-pengalaman kekerasan itu tanpa sadar akan terekam dalam otak anak-anak, dan terbawa hingga mereka dewasa.
Akibatnya, anak yang terbiasa dididik dengan kekerasan ketika dewasa akan meniru cara-cara tersebut untuk digunakan ke anak-anak mereka. Hal itu, jika tak dicegah, akan terus menerus terjadi.
Baca juga: Kak Seto Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus Anak Meninggal Saat Demo
"Bukan zamannya lagi menjewer, memukul dan sebagainya, tapi ungkapkan dengan penuh persahabatan," ujar Seto.
Seto mengatakan, pihaknya sudah kerap mengampanyekan supaya keluarga menggelar "sidang permusyawaratan rumah" (MPR).
Sidang tersebut menjadi wadah bagi orang tua dan anak mengemukakan pikiran dan keinginan mereka. Sehingga, jika ada masalah, dapat dibicarakan dan selesai dengan cara yang baik.
"Nah, situasi MPR semacam ini perlu dikampanyekan. Jadi itu salah satu landasan anak adalah didengar hak suaranya, hak berpartisipasi di dalam memutuskan ketentuan dalam keluarga," kata Seto.