Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Puan Maharani dan Muhadjir Effendy tentang Patung Soekarno di Meksiko...

Kompas.com - 25/10/2019, 06:38 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puan Maharani dan Muhadjir Effendy sama-sama mengenang peristiwa peresmian Parque Soekarno (Taman Soekarno) di Mexico City, Meksiko, akhir September 2019.

Hal itu mereka ungkapkan saat keduanya melakukan prosesi serah terima jabatan (sertijab) Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK), Kamis (24/10/2019).

Taman dan patung itu merupakan salah satu bentuk penghormatan Meksiko terhadap Soekarno sebagai tokoh perdamaian yang juga mengusung Gerakan Non-Blok.

Soekarno juga diketahui berkunjung tiga kali ke Meksiko, yaitu pada 1959, 1950, dan 1961. Di sana, Soekarno juga menginap beberapa hari.

Baca juga: Puan Cerita soal Menteri yang Bandel ke Muhadjir...

Pada awalnya, Puan yang terlebih dulu menceritakan proses peresmian taman serta patung presiden pertama Indonesia tersebut.

"Beliau (Muhadjir) ini yang saya minta mendampingi kunjungan kerja terakhir saya, ke Meksiko untuk peresmian patung Soekarno di sana. Karena itu sudah saya rintis dari tahun 2016, waktu itu kan pergantian Mendikbud juga ke Pak Muhadjir," kata Puan dalam pidatonya usai serah terima jabatan.

"Saya bilang, Pak, ini sudah dirintis tahun 2016, Soekarno Parque di Meksiko. Baru satu kali ini ada patung proklamator, patung presiden pertama Indonesia dipasang di tanah yang kalau semua orang mau lewat lewat di jalan protokol Meksiko itu kelihatan. Kayak patung kuda lah di Jakarta," ujar Puan lagi.

Kemudian, Puan berkeinginan meresmikan patung itu lantaran ia merupakan cucu dari Soekarno.

Baca juga: Jadi Menko PMK, Muhadjir Teringat Kenangan Ibunya yang Kagumi Megawati

Puan pun berkelakar tak ingin Menko PMK yang baru yang meresmikan patung tersebut.

"Eh tahunya, beliau ini galau, karena di Jakarta itu menjelang pelantikan itu anggota DPR kan banyak demo dan ada demo pelajar ternyata. Waktu itu saya masih mendampingi Pak Wapres (Jusuf Kalla) acara di PBB, New York," kata dia. 

Muhadjir, kata Puan, sudah terlebih dulu tiba di Meksiko. Namun, Muhadjir menelepon Puan dan meminta izin untuk segera kembali ke Jakarta. Muhadjir ingin memantau kondisi di Jakarta.

"Beliau telepon, Bu izin, padahal peresmiannya besok itu, besok. Saya mau on the way ke Meksiko. Saya tanya, 'Kenapa, Pak?', (Dijawab) karena anak-anak saya, murid-murid SMP ikut demo jadi saya harus menjaga mereka, saya harus turun ke lapangan," kata Puan menirukan pembicaraan Muhadjir tersebut.

Puan pun mengizinkan Muhadjir untuk segera kembali ke Jakarta. Ia memahami bahwa hal tersebut merupakan tugas Muhadjir selaku Mendikbud.

"Jadi, Pak Mendikbud itu pulang, bayangkan 25 jam perjalanan pergi, habis itu 25 jam perjalanan pulang (ke Indonesia), ya karena kita punya tugas dan kewajiban masing-masing," ujar Puan.

Baca juga: Cerita Muhadjir Effendy, Konsultasi ke Puan Saat Diminta Jadi Menko PMK

Sesudah Puan menyampaikan peristiwa itu, Muhadjir mengamini cerita Puan. Sebenarnya, sebelum peresmian itu, ia juga sudah dipanggil Presiden ke-5 Indonesia sekaligus putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri.

"Saya dipanggil beliau ke Teuku Umar dan disampaikan soal patung yang tadi dibilang Bu Puan," kata Muhadjir dalam pidatonya seusai sertijab.

Muhadjir hanya bersyukur ia bisa tiba di Meksiko dan berkoordinasi dengan kementerian kebudayaan setempat untuk mengurus peresmian Parque Soekarno itu.

"Cuma sayang saya harus kembali ke Jakarta, Bu Puan baru sampai Meksiko. Berat memang, tapi sudah saya cek semua sudah siap, sudah aman, Bu, bagus, saya juga sudah ketemu menteri kebudayaan di sana," ujar Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com