Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum ICMI Setuju GBHN Dihidupkan Kembali

Kompas.com - 24/10/2019, 17:26 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia mendukung wacana dihidupkannya Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Ketua Umum ICMI Jimly Asshidiqqie mengatakan, GBHN perlu dikembalikan untuk menjadi visi pembangunan jangka panjang serta lebih terintegrasi antara pusat dan daerah.

"ICMI sebagai organisasi cendekiawan ikut mendorong supaya ada kesadaran ajan pentingnya kerangka berpikir jangka panjang. Maka GBHN itu membuat pembangunan nasional berdimensi jangka panjang," kata Jimly dalam acara diskusi di kawasan Gondangdia, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Menghidupkan GBHN Dinilai Tak Harus Amendemen UUD 1945

Jimly menuturkan, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang ada saat ini belum berfungsi secara efektif.

Salah satu penyebabnya, kata Jimly, adalah kebutuhan mengakomodasi janji-janji kampanye Presiden dan kepala daerah dalam anggaran belanja tahunan.

"Jadi presiden, gubernur, wali kota, bupati, harus menuangkan janji-janji kampanyenya itu di dalam perencanaan lima tahunan, itu sangat bias. Itu bedanya dengan GBHN yang lebih luas," ujar Jimly.

Jimly melanjutkan, RPJP juga hanya fokus menata rencana di bidang eksekutif sedangkan target-target di bidang legislatif dan yudikatif seolah terpinggirkan.

Menurut Jimly, GBHN dalam masa Orde Baru pun disusun secara lebih komprehensif dan melibatkan banyak pihak berbeda dengan penyusunan RPJP yang, kata Jimly, hanya melibatkan para ekonom di Bappenas dan Bappeda.

Ketiadaan GBHN, kata Jimly, juga menyebabkan arah pembangunan di tiap-tiap daerah berbeda-beda, apalagi ketika terdapat pergantian kepala daerah.

"Jadi menurut saya masuk akal saja usaha untuk menghidupkan kembali GBHN itu supaya pembangunan nasional sifatnya terpadu," ujar Jimly.

Diberitakan, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tengah mewacanakan amendemen UUD 1945 yang salah satunya adalah mengembalikan hak MPR untuk menyusun GBHN.

Ketua MPR Bambang Soesatyo menyatakan, haluan negara ini akan menjadi semacam pedoman pembangunan nasional dari sisi ekonomi selama 50 hingga 100 tahun ke depan.

Baca juga: Mengembalikan GBHN Dinilai Bisa Menyandera Sistem Presidensial

"Terbatas maksudnya adalah lebih kepada perjalanan bangsa kita ke depan dari sisi ekonomi. Bagaimana kita bisa menciptakan ke depan ini suatu hal yang semacam cetak biru atau blue print Indonesia 50-100 tahun ke depan yang semua mengacu pada satu buku induk," ujar Bambang, Kamis (10/10/2019).

Bambang mengatakan, dalam menjalankan suatu pemerintahan, visi dan misi seorang pemimpin seharusnya mengacu pada peta jalan atau road map pembangunan nasional.

Dengan demikian, pembangunan nasional dapat berjalan secara berkesinambungan meski presidennya berganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com