JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati berharap jajaran Kabinet Kerja Jilid 2 Presiden Joko Widodo tak sekadar mengusung program pragmatis dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Enny menyatakan, untuk menghasilkan produk berdaya saing, SDM selaku penghasil produk itu harus berkualitas.
"Subyeknya yang menghasilkan produk itu harus berkualitas, yaitu SDM-nya. SDM itu memang investasi jangka panjang. Kemarin presiden berkomitmen vocational program untuk mengejar berbagai ketertinggalan SDM, nah apakah salah? Tidak," kata Enny dalam diskusi bertajuk Mencermati Kabinet Jokowi Jilid 2 di Upnormal Raden Saleh, Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Baca juga: Respons PDI-P atas Bergabungnya Prabowo ke Kabinet Jokowi-Maruf
Tapi, Enny menyatakan, program vokasi pada dasarnya hanya menyelesaikan masalah SDM yang bersifat jangka pendek. Menurut dia, ada aspek lain yang harus diperhatikan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan.
"Untuk menjadi SDM unggul yang menghasilkan produktivitas tinggi tidak hanya ujungnya dikasih pelatihan, berbagai macam program short course, tapi mereka harus benar-benar fisiknya kuat sehat jasmani dan rohani," kata dia.
Ia pun menyinggung peringkat Indonesia dalam Global Competitiveness Index tahun 2019 di sektor kesehatan yang menempati peringkat 96.
Sehingga, investasi sektor kesehatan demi meningkatkan kualitas SDM dinilainya penting.
"Dan juga memang pendidikan dan budaya itu satu kesatuan karena budaya itulah yang akan membentuk sebuah karakter bangsa," katanya.
Enny menegaskan, SDM tak cukup sekadar cerdas dan memiliki keahlian, melainkan juga harus berkarakter.
Ia mengingatkan, praktik intoleransi dan ancaman radikalisme masih menjadi aspek yang harus diperhatikan pula oleh jajaran kabinet Jokowi nanti.
Baca juga: Gerindra Masuk Kabinet, Jokowi Dinilai Terapkan Politik Akomodatif
"Problem intoleransi, radikalisme dan sebagainya mestinya tidak terjadi kalau pendidikan karakternya baik dan dimulai sejak dini. Sehingga kalau berbicara ekonomi memang tak hanya an sich ekonomi saja," ujar dia.
"Komitmen membangun SDM unggul tidak hanya terjebak program pragramatis jangka pendek tapi harus concern memperbaiki investasi sumber daya manusia kita," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.