Polri diketahui juga menyiapkan acara khusus melepas Kalla memasuki masa purnatugas pada Jumat (18/10/2019).
Bahkan, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian sampai mencuri-curi waktu Kalla di pekan terakhirnya menjabat sebagai Wakil Presiden.
Tito mengaku beruntung Kalla bisa hadir dalam acara pelepasan yang digagasnya. Sebab, sepekan menjelang purnatugas, agenda Kalla begitu padat.
Tito mengaku, punya kenangan tersendiri dengan Kalla, jauh sebelum ia menjabat Kapolri.
Saat itu Tito, dan Kabareskrim Polri saat ini, Komjen Idham Azis, memimpin operasi konflik Poso tahun 2005-2007. Kalla menjabat Wakil Presiden mendampingi Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca juga: Jokowi-Maruf Resmi Menjabat, Kantor Pemerintahan Masih Pasang Foto Jokowi-Jusuf Kalla
Ketika itu, ada enam korban meninggal dunia. Tito khawatir hal tersebut digiring menjadi isu HAM sehingga dia bersama timnya melapor kepada presiden, komisi III DPR, dan Komnas HAM.
"Ketika Pak Kapolri saat itu, Pak Sutanto, Pak Badrodin Haiti dan saya menghadap Pak Jusuf Kalla. Pertanyaan Bapak singkat, 'apakah yang meninggal membawa senjata?' Kami jawab, ya, kami bisa buktikan mereka bawa senjata, 300 senjata dan 4.000 butir peluru," kata Tito menirukan situasi saat itu.
"Jawaban Bapak juga singkat, 'Kalian sudah benar! Di negara ini, tidak boleh ada yang memegang senjata kecuali TNI/Polri," kata Tito menirukan ucapan Kalla saat itu.
Inilah yang membuat Tito tak habis pikir. Ditambah lagi, keesokan harinya, kata dia, Jusuf Kalla datang ke Poso.
Ia mengumpulkan masyarakat dan memberikan penjelasan sehingga suasana tegang pun menjadi lebih kendor.
"Jika ada yang kurang, dengan segala hormat, Bapak (Jusuf Kalla), kurangnya cuma satu saja, Bapak bukan jenderal TNI maupun Polri," kata Tito.
"Tapi saya paham secara personal bahwa keberanian, ketegasan Bapak dalam bersikap melebihi ketegasan dan keberanian jenderal TNI dan Polri. Sosok Bapak yang bukan jenderal TNI-Polri, membuat bingung jenderal TNI-Polri karena Bapak jauh lebih tegas dan berani," lanjut dia.
Kenangan dengan Kalla juga melekat di benak para pewarta yang sehari-hari meliput di Istana dan Kantor Wakil Presiden.
Kalla menyediakan waktu sekali sepekan setiap Selasa untuk kami wawancarai mengenai berbagai isu pemerintahan.
Baca juga: Ucapan Terima Kasih Jokowi-Maruf kepada Jusuf Kalla
Sebelum wawancara pada tengah hari dimulai biasanya Kalla menanyakan apakah kami sudah makan siang. Terkadang ada pewarta yang iseng menjawab belum, padahal kami sudah makan.