JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto secara terbuka menyatakan bahwa dirinya diminta Presiden Joko Widodo untuk membantu di bidang pertahanan pada kabinet 2019-2024 ini.
Dalam Pilpres 2019, Gerindra merupakan partai pengusung utama Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang menjadi lawan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Bahkan selama periode pertama pemerintahan Jokowi 2014-2019 bersama Jusuf Kalla, Gerindra menjadi partai oposisi yang terus mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah.
Lantas, bagaimana respons PDI-P sebagai partai utama pengusung Jokowi pada pilpres kemarin dengan bergabungnya Prabowo ke kabinet?
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, sebagai partai yang pernah 10 tahun berada di luar pemerintahan, seharusnya parpol yang ada di luar pemerintahan mempunyai peranan penting dalam sebuah pemerintahan yang sehat.
"Konsistensi sikap politik partai sangat penting. Idealnya, format koalisi yang dibangun sebelum dan sesudah pemilu, seharusnya sama," kata Hasto dalam siaran persnya, Selasa (22/10/2019).
Baca juga: Puan Bantah PDI-P Dorong Jokowi Gaet Prabowo jadi Menteri
Menurut Hasto, penambahan anggota koalisi pasca-pemilu hanya dilakukan dengan alasan rasionaliras konsolidasi ideologi dan politik.
Dengan demikian, kata dia, keputusan Jokowi merangkul Gerindra dan memberi tempat di dalam kabinet dimaknai sebagai konsolidasi ideologi, politik, pemerintahan serta semangat rekonsiliasi yang bekerja membentuk sebuah kekuatan nasional.
"Sehingga Presiden Jokowi semakin kuat dan efektif dalam menghadapi tantangan eksternal khususnya ancaman krisis ekonomi global," kata dia.
"Kuatnya pemerintahan, tentunya berdampak pada stabilitas politik nasional sebagai syarat penting percepatan kerja pembangunan ekonomi nasional," lanjut dia.
Berdasarkan fatsun politik dan tata pemerintahan yang berlaku, PDI Perjuangan pun menghormati hak prerogratif Jokowi sebagai presiden yang menentukan langsung para menterinya.
Diberitakan Prabowo mengaku diminta untuk masuk ke Kabinet Kerja Jilid 2 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Meskipun tidak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.
Baca juga: Merunut Benih Perceraian Nasdem dengan Koalisi Jokowi
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut mengaku, akan bekerja keras untuk mencapai apa sasaran yang telah ditentukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Beliau beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," lanjut Prabowo.
Selain Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo juga dipercaya membantu pemerintah Jokowi-Ma'ruf.
Hanya saja, pada pos kementerian mana Edhy akan bertugas, akan diumumkan langsung oleh Presiden Jokowi pada Rabu (23/10/2019).