Ia menambahkan, setelah bertemu dengan Airlangga, Tetty langsung meninggalkan Istana.
Secara terpisah, Airlangga tak menjawab pertanyaan secara tegas kedatangan Tetty dan alasan mengapa ia tak bertemu dengan Presiden.
"Ya, tentu karena beliau sebagai bupati banyak hal yang dibahas. Tetapi, juga belum tentu dengan Pak Presiden," ucapnya.
Tetty bergabung dengan Partai Golkar sejak 2007. Sejumlah jabatan pernah dipegang mulai dari fungsionaris DPP hingga Wakil Bendahara I DPD Partai Golkar Sulawesi Utara.
Pada pertengahan tahun ini, ia pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi terkait kasus penerimaan gratifikasi yang menjerat anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan