Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kisah yang Diceritakan Prabowo Saat Yakinkan Kader yang Terbelah soal Koalisi

Kompas.com - 17/10/2019, 18:03 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno menceritakan cara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meyakinkan sejumlah kader yang menolak untuk bergabung ke koalisi pemerintah pada acara Konferensi Nasional (Konfernas) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/10/2019).

Sandiaga menceritakan, ketika itu ribuan kader yang hadir terbagi dua. Ada kubu yang menolak bergabung dengan koalisi pemerintah, ada pula kubu yang ingin bergabung dengan pemerintah.

Sandiaga mengaku bagian dari kader yang menolak bergabung dengan pemerintah.

Namun, ketika mendengarkan tiga kisah yang diceritakan Prabowo dalam Konferensi Nasional (Konfernas) di Hambalang, Bogor, hatinya tersentuh.

"Saya mendengar kemarin akhirnya bisa menangkap pesan Pak Prabowo. Saya bagian dari kubu yang menginginkan kita harus tetap sebagai check and balance dan ini akan dihargai pendukung kita," kata Sandiaga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Baca juga: Cerita Sandiaga soal Kegiatan Selama Vakum Politik hingga Kesepakatan Tampil Kembali

Menurut Sandiaga, Prabowo menceritakan kisah Abraham Lincoln dan William Seward. Keduanya saling membenci dan bertarung dalam perpolitikan Amerika Serikat.

Namun, ketika Abraham Lincoln terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, ia malah menawarkan posisi kabinet ke Seward yang membencinya.

"Ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada United States of America. Dan karena kecintaan kepada USA dan saya butuh masukan bukan asal bapak senang, dari bukan orang yang memberikan masukan yang ingin saya dengar, saya butuh Anda sebagai orang terdekat dengan saya," ujar dia. 

Kedua, cerita tentang Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Leyasu. Sandiaga mengatakan, dua panglima perang ini awalnya bersiap untuk berperang dan sama-sama memiliki pasukan muda dan kuat.

Namun, kata Sandi, perang tersebut dibatalkan lantaran kecintaan dua panglima perang tersebut terhadap negaranya.

"Oleh karena itu karena kita sama-sama dengan cinta ke Nippon dan menghindari keterbelahan, kenapa kita enggak sepakat untuk tidak berperang besok. Selesaikan dalam bentuk perundingan," ucap dia. 

Terakhir, Kisah yang diceritakan Prabowo adalah tentang pendiri Republik Rakyat Tiongkok Mao Tze Dong dengan Deng Xao Ping.

Baca juga: Sandiaga Sebut Prabowo Berulang Kali Tawari Dirinya Kembali Jadi Wagub DKI

Kedua tokoh ini sepakat agar pertikaian di masa lalu tidak menganggu kerja sama keduanya untuk membangun negeri.

"Mau bilang jangan-jangan bicarakan masa lalu. Deng juga setuju jangan bicarakan masa lalu. Kita melihat ke depan RRT yang kuat," kata dia. 

Berdasarkan tiga kisah itu, Sandi menyimpulkan pemikiran Prabowo agar mengedepankan kecintaan terhadap NKRI, melihat masa depan, dan menghindari perpecahan.

"Hindari perpecahan. Cinta keutuhan dan cinta NKRI. Dengan begitu plong dan jelas posisi Gerindra," ucap Sandiaga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com