Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

3 Kisah yang Diceritakan Prabowo Saat Yakinkan Kader yang Terbelah soal Koalisi

Kompas.com - 17/10/2019, 18:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno menceritakan cara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meyakinkan sejumlah kader yang menolak untuk bergabung ke koalisi pemerintah pada acara Konferensi Nasional (Konfernas) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/10/2019).

Sandiaga menceritakan, ketika itu ribuan kader yang hadir terbagi dua. Ada kubu yang menolak bergabung dengan koalisi pemerintah, ada pula kubu yang ingin bergabung dengan pemerintah.

Sandiaga mengaku bagian dari kader yang menolak bergabung dengan pemerintah.

Namun, ketika mendengarkan tiga kisah yang diceritakan Prabowo dalam Konferensi Nasional (Konfernas) di Hambalang, Bogor, hatinya tersentuh.

"Saya mendengar kemarin akhirnya bisa menangkap pesan Pak Prabowo. Saya bagian dari kubu yang menginginkan kita harus tetap sebagai check and balance dan ini akan dihargai pendukung kita," kata Sandiaga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Baca juga: Cerita Sandiaga soal Kegiatan Selama Vakum Politik hingga Kesepakatan Tampil Kembali

Menurut Sandiaga, Prabowo menceritakan kisah Abraham Lincoln dan William Seward. Keduanya saling membenci dan bertarung dalam perpolitikan Amerika Serikat.

Namun, ketika Abraham Lincoln terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, ia malah menawarkan posisi kabinet ke Seward yang membencinya.

"Ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada United States of America. Dan karena kecintaan kepada USA dan saya butuh masukan bukan asal bapak senang, dari bukan orang yang memberikan masukan yang ingin saya dengar, saya butuh Anda sebagai orang terdekat dengan saya," ujar dia. 

Kedua, cerita tentang Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Leyasu. Sandiaga mengatakan, dua panglima perang ini awalnya bersiap untuk berperang dan sama-sama memiliki pasukan muda dan kuat.

Namun, kata Sandi, perang tersebut dibatalkan lantaran kecintaan dua panglima perang tersebut terhadap negaranya.

"Oleh karena itu karena kita sama-sama dengan cinta ke Nippon dan menghindari keterbelahan, kenapa kita enggak sepakat untuk tidak berperang besok. Selesaikan dalam bentuk perundingan," ucap dia. 

Terakhir, Kisah yang diceritakan Prabowo adalah tentang pendiri Republik Rakyat Tiongkok Mao Tze Dong dengan Deng Xao Ping.

Baca juga: Sandiaga Sebut Prabowo Berulang Kali Tawari Dirinya Kembali Jadi Wagub DKI

Kedua tokoh ini sepakat agar pertikaian di masa lalu tidak menganggu kerja sama keduanya untuk membangun negeri.

"Mau bilang jangan-jangan bicarakan masa lalu. Deng juga setuju jangan bicarakan masa lalu. Kita melihat ke depan RRT yang kuat," kata dia. 

Berdasarkan tiga kisah itu, Sandi menyimpulkan pemikiran Prabowo agar mengedepankan kecintaan terhadap NKRI, melihat masa depan, dan menghindari perpecahan.

"Hindari perpecahan. Cinta keutuhan dan cinta NKRI. Dengan begitu plong dan jelas posisi Gerindra," ucap Sandiaga. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

MAKI Laporkan Menko Polhukam, Menkeu, dan Kepala PPATK ke Bareskrim Siang Ini

MAKI Laporkan Menko Polhukam, Menkeu, dan Kepala PPATK ke Bareskrim Siang Ini

Nasional
Imigrasi Australia Sarankan Indonesia Deteksi Dini Orang Asing Jauh Sebelum Mereka Tiba

Imigrasi Australia Sarankan Indonesia Deteksi Dini Orang Asing Jauh Sebelum Mereka Tiba

Nasional
Panglima TNI Berangkatkan 850 Personel Satgas Monusco untuk Misi Perdamaian di Kongo

Panglima TNI Berangkatkan 850 Personel Satgas Monusco untuk Misi Perdamaian di Kongo

Nasional
KPK Ungkap Modus Korupsi Beras Bansos, Seolah Sudah Didistribusikan padahal Tidak

KPK Ungkap Modus Korupsi Beras Bansos, Seolah Sudah Didistribusikan padahal Tidak

Nasional
Kronologi Kabar Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu, Bermula dari Mahfud MD

Kronologi Kabar Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu, Bermula dari Mahfud MD

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Lebih Kecil di Kalangan Perempuan

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Lebih Kecil di Kalangan Perempuan

Nasional
Hari Ini, KPK dan Dewas Beri Jawaban Gugatan Praperadilan MAKI Terkait Lili Pintauli

Hari Ini, KPK dan Dewas Beri Jawaban Gugatan Praperadilan MAKI Terkait Lili Pintauli

Nasional
Dugaan Korupsi Tukin di Kementerian ESDM: Uang Puluhan Miliar Rupiah untuk Beli Aset dan Suap Pemeriksaan BPK

Dugaan Korupsi Tukin di Kementerian ESDM: Uang Puluhan Miliar Rupiah untuk Beli Aset dan Suap Pemeriksaan BPK

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Tokoh dengan Pribadi Sederhana Jadi Daya Tarik bagi Perempuan Memilih Capres

Survei Litbang "Kompas": Tokoh dengan Pribadi Sederhana Jadi Daya Tarik bagi Perempuan Memilih Capres

Nasional
Polemik Hotel Sultan, Kuasa Hukum PT Indobuildco: Status HGB No 26/Gelora dan HGB No 27/Gelora Sah di Mata Hukum

Polemik Hotel Sultan, Kuasa Hukum PT Indobuildco: Status HGB No 26/Gelora dan HGB No 27/Gelora Sah di Mata Hukum

BrandzView
Saat Sri Mulyani Jawab Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun: Kaget hingga Klaim Tak Semua Terkait Kemenkeu

Saat Sri Mulyani Jawab Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun: Kaget hingga Klaim Tak Semua Terkait Kemenkeu

Nasional
Saat Keponakan Wamenkumham Resmi Jadi Tersangka Buntut Pencatutan Nama untuk Minta Uang...

Saat Keponakan Wamenkumham Resmi Jadi Tersangka Buntut Pencatutan Nama untuk Minta Uang...

Nasional
Nasib Santunan Gagal Ginjal Akut: Sempat Saling Lempar, Akhirnya Dibahas Empat Kementerian

Nasib Santunan Gagal Ginjal Akut: Sempat Saling Lempar, Akhirnya Dibahas Empat Kementerian

Nasional
Pemerintah Lobi FIFA soal Israel: Sudah Ajukan Syarat, tapi Tidak Diterima

Pemerintah Lobi FIFA soal Israel: Sudah Ajukan Syarat, tapi Tidak Diterima

Nasional
Kajian TII: Penanganan Pandemi Covid-19 Dominan ke Pemulihan Ekonomi Jadi Sebab Kasus Melonjak

Kajian TII: Penanganan Pandemi Covid-19 Dominan ke Pemulihan Ekonomi Jadi Sebab Kasus Melonjak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke